Wednesday, May 27, 2009

Kisah Perjalanan Hidupku (Penyandang Cacat/Disabilitas/Difable) yang penuh semangat & perjuangan

This is my true story as a disable/difable people
 
 Masa Kecilku Yang Menyenangkan


Aku dilahirkan pada tanggal 3 maret 1970 di rumah bersalin Muslimat di
daerah Jakarta Selatan, seorang bayi mungil dan sehat dengan panjang
50 cm dan berat 3,5 kg. Oleh kedua orangtuaku bayi mungil itu dinamai
Zulfan Dewantara, dengan harapan aku dapat memiliki sifat dan budi
yang luhur seperti seorang tokoh pendidikan terkenal di zaman dahulu
bernama KI Hajar Dewantara. Proses kelahiranku berlangsung dengan
lancar tanpa kesulitan, ada mitos mengatakan jika proses kelahiran
seorang anak berjalan lancar maka anak tersebut akan menjadi anak yang
penurut dan hidupnya berjalan lancar dan mengalir seperti air.

Pada kenyataannya aku memang menjadi seorang anak yang sangat penurut,
kalem, tidak nakal dan tidak menyusahkan kedua orangtuaku. Namun
perjalanan hidupku pada saat aku dewasa kenyataannya sangat tidak aku
duga, cobaan demi cobaan yang sangat berat menimpa hidupku hingga aku
hampir merasa menyerah untuk terus hidup. Aku sempat kehilangan
pegangan dan akal sehat akibat tekanan hidup yang sangat berat, namun
kasih sayang dan besarnya perhatian seorang ibu kepadaku membuat aku
tersadar diri, kemudian aku segera bangkit dari keterpurukan hidup dan
berjuang agar hidupku menjadi lebih bermakna dan dapat bermanfaat
untuk keluarga dan juga orang lain.

Aku 3 orang bersaudara, aku mempunyai seorang kakak perempuan bernama
Elvira dipanggil Vera, saat itu aku lahir usianya 3 tahun. Selang 3
tahun kemudian ibuku melahirkan adik perempuan yang diberi nama Elzi
Aulia dan dipanggil dengan nama Lia. Aku dibesarkan dalam keluarga
yang harmonis, saat itu papaku bekerja sebagai kepala bagian audit di
sebuah perusahaan asuransi yang berada di bawah lembaga perbankan
milik pemerintah, sedangkan mamaku adalah seorang ibu rumah tangga
yang sangat menyayangi dan perhatian kepada anak2nya.



Aku dibesarkan dalam keluarga yang harmonis dan menjalani masa kecilku
di sebuah pemukiman di daerah Jakarta selatan, tidak jauh dari pasar
Blok A Cipete, lokasi yang sangat strategis untuk tempat tinggal
karena tidak jauh dari pusat kota sekaligus tempat yang nyaman untuk
tinggal. Pada saat itu jumlah penduduk di sekitar belum terlalu padat
seperti saat ini. Dan kendaraan yang selalu aku tumpangi ke sekolah
waktu itu adalah becak.

Mamaku adalah seorang ibu yang sangat memperhatikan perkembangan
anak2nya, beliau mengurus sendiri kebutuhan kami walaupun ada pembantu
yang siap melayani. Setiap pagi mama selalu mengantar aku dan kakakku
ke sekolah, dan siangnya beliau menjemput kami. Kadang kami tidak
langsung pulang, mama mengajak kami belanja sesuatu ke pasar Mayestik
yang letaknya sekitar 2 km dari sekolah. Mama juga selalu menyiapkan
masakan untuk kami sekeluarga, memanggil guru privat untuk pelajaran
matematika dan guru mengaji agar kami cukup bekal dalam memahami
pelajaran sekolah maupun dalam ibadah. Beliau juga selalu menyiapkan
kebutuhan papaku sebelum berangkat bekerja.

Mamaku berasal dari sebuah desa kecil di Sumatra Barat yaitu Lubuk
Basung yang sekarang termasuk dalam kabupaten Agam, berpenduduk
sekitar 100 ribuan jiwa dan terletak sekitar 200 km dari kota Padang.
Suasananya masih asri dan alami karena masih banyak sawah yang
terhampar luas yang diairi oleh sungai2 yang airnya masih jernih. Di
sisi lain desa masih ada daerah yang berbukit dan hutan yang tidak
terlalu lebat dan masih dihuni oleh berbagai macam burung dan binatang
liar lainnya. Kami sangat nyaman dan betah jika berlibur di kampung
mama, suasananya sangat berbeda dengan tempat tinggal kami di Jakarta.

Sedangkan papaku asalnya dari Jakarta yaitu suku betawi, beliau adalah
anak tertua di keluarganya. Walaupun papa hanya lulusan dari sekolah
menengah ekonomi atas (SMEA), namun karena ketekunannya dalam bekerja
beliau dapat meraih karir yang sangat bagus sehingga dipercaya sebagai
pimpinan cabang sebuah perusahaan asuransi di daerah Riau, padahal
awalnya papa bekerja mulai dari staf biasa di bagian pembukuan lalu
meningkat menjadi kepala bagian audit.

Sebagai seorang muslim papa termasuk orang yang sangat taat beribadah
dan amanah terhadap keluarga dan jabatan, terbukti pada saat menjabat
sebagai kepala bagian audit yang tugasnya memeriksa cabang-cabang di
seluruh Indonesia, banyak sekali pejabat cabang yang melakukan
penyimpangan secara materi berupaya untuk memberi sejumlah uang atau
barang berharga agar mereka tidak mendapat sanksi atas perbuatan
mereka, namun papa tidak pernah mau menerima apapun pemberian dari
mereka karena hal itu menurutnya adalah suatu perbuatan tercela dan
bertentangan dengan ajaran agama dan juga hatinuraninya. Sikap inilah
yang selalu di tanamkan oleh papa kepada anak-anaknya dan kami sangat
bangga memiliki seorang ayah seperti papa.

Beliau juga mendidik kami agar menjadi anak yang soleh yaitu dengan
selalu mengajak kami sholat jamaah dan mendatangkan guru mengaji agar
kami dapat membaca Al-Qur’an dengan fasih dan benar. Jika ada
pengajian di lingkungan rumah aku selalu diajak papa untuk
mendengarkan ceramah agama yang dapat memperkaya batin kami sehingga
aku tumbuh menjadi anak yang patuh terhadap orangtua.

Di masa kecilku aku mempunyai kenangan yang sangat indah dan tidak
terlupakan yaitu pada saat aku liburan sekolah dasar kami sekeluarga
selalu pulang ke kampung halaman mama di desa Lubuk Basung. Biasanya
kami berangkat naik kapal laut dari pelabuhan Tanjung Priok dan tiba
di pelabuhan Teluk Bayur Padang 2 hari kemudian. Tiba di kota Padang
kami masih harus melanjutkan perjalanan menuju kampung mama dengan
naik mobil sewaan yang ditempuh 3 hingga 4 jam. Biasanya kami tiba
malam hari bertepatan dengan malam takbiran, setibanya disana kami
disambut dengan gembira oleh kakek dan nenek (kami memanggilnya dengan
sebutan Inyik dan Iyak) juga tante dan om yaitu adik dari mama.

Suasananya sangat ramai dan semarak karena keluarga mama adalah
keluarga besar dan mempunyai banyak adik dan kakak yang masing2
mengajak anak2nya juga (sepupu2ku). Sungguh sangat menyenangkan
berkumpul dan bercanda bersama saudara2 hingga larut malam dalam
suasana yang sangat berbeda dari suasana di rumah kami di jakarta.
Keesokan harinya kami semua melaksanakan sholat idul fitri di lapangan
dekat rumah kakek dan pulangnya kami bersalam2an dan bersilaturahmi
dengan sanak famili yang ada disana hingga malam hari. Esok paginya
kami jalan2 ke tempat wisata yang jaraknya sekitar 25 km dari Lubuk
Basung yaitu danau Maninjau, sebuah danau yang cukup luas dan terkenal
dan dikelilingi oleh bukit yang sangat indah.

Danau Maninjau juga terletak di bawah kota Bukit Tinggi, yang bisa
ditempuh kira-kira 2 jam perjalanan dari danau melewati kelok 44 (ampe
ampe) yang terkenal sangat terjal, sempit dan belokan yang sangat
tajam dari bawah hingga atas. Kami sangat terpesona dengan keindahan
pemandangan dan suasana danau Maninjau sehingga membuat kami betah
berlama2 berada disana. Kami berenang di tepi danau, memancing ikan
yang hanya ada di danau itu dan naik perahu milik penduduk.

Setelah lelah berenang rasa lapar membuat kami lahap menyantap ikan
bakar yang ditangkap dari danau. Sore harinya kami kembali ke rumah
kakek dan setibanya kami di rumah kakek sudah menyiapkan makanan khas
yaitu durian disantap dengan ketan putih yang disana disebut lemang.
Ada juga makanan khas dari sungai namanya pensi yaitu sejenis kerang
yang ada di sungai yang dimasak dengan cara ditumis dengan bumbu
khusus sehingga rasanya sangat nikmat di lidah. Sungguh liburan yang
berkesan dan takkan terlupakan.

Prestasiku di sekolah membanggakan orangtuaku
Ketika aku sekolah di SD. TRIGUNA yang letaknya di daerah Jakarta
Selatan, prestasi akademik ku cukup lumayan. Walaupun nilai2ku lumayan
baik tapi teman2ku lebih menonjol dari aku sehingga aku hanya berada
di ranking 10 keatas. Saat aku sekeluarga pindah karena mengikuti
papaku dinas ke Tanjung Pinang kepulauan Riau, prestasiku di sekolah
mulai terlihat menonjol. Di SMP Negeri 4 aku sering menduduki ranking
1 atau paling tidak ranking ke 2 pasti kuraih. Prestasi ini dapat aku
pertahankan hingga aku lulus dari SMA Negeri 46 Jakarta, dengan
prestasi yang kuraih itu membuat kedua orang tuaku sangat bangga
padaku. Apalagi saat aku mendapat beasiswa kuliah di perguruan tinggi
ternama di Jakarta, rasanya masa depan yang cerah penuh harapan sudah
ada dalam genggaman tanganku.

Keluargaku, teman2ku, familiku semua menaruh harapan dan penghargaan
yang tinggi terhadapku. Di keluargaku maupun famili2ku, memang baru
aku yang mendapat beasiswa untuk kuliah. Padahal saat itu aku juga
lulus ujian masuk perguruan tinggi negeri (saat itu namanya SIPENMARU)
dan aku lulus di jurusan Tehnik Arsitektur ITS Surabaya, namun karena
kondisi ekonomi keluargaku yang pas2an akhirnya aku memutuskan untuk
mengambil beasiswa itu.

Sekilas aku ingin bercerita tentang Kota Tanjung Pinang, kota ini
terletak di pulau Bintan dan dahulu termasuk wilayah kepulauan Riau
provinsi Riau. Tapi sekarang sudah berdiri sendiri dan menjadi ibukota
provinsi. Waktu aku tinggal disana dari tahun 1982 hingga 1986 wilayah
kota Tanjung Pinang tidak terlalu luas, jika kita berkeliling dengan
mengendarai motor mungkin kita tempuh hanya dalam waktu 1 jam saja. Di
sore hari aku sering jalan-jalan sore naik sepeda melihat kegiatan
penduduk.

Kota Tanjung Pinang terletak di pinggir pantai, setiap hari minggu
pagi aku berolahraga lari pagi ke dermaga yang ada di dekat kota. Dari
dermaga Tanjung Pinang kita bisa pergi ke kota Batam naik kapal cepat
(speed boat) dan tiba disana hanya dalam waktu 1 jam saja, dan dari
Batam kita bisa ke Singapore hanya dalam waktu yang sama naik speed
boat. Dari dermaga kita bisa melihat sebuah pulau yang dinamakan Pulau
Penyengat dan di pulau itu terdapat sebuah mesjid peninggalan Raja
Gurindam XII yang sangat terkenal di antara kerajaan islam Melayu saat
itu. Konon kabarnya pembangunan mesjid itu sangat unik karena tidak
menggunakan semen tapi hanya direkatkan oleh putih telur.

Pada waktu itu penduduk Tanjung Pinang tidak banyak, hanya berkisar
200.000 jiwa dan di pusat kota banyak warga keturunan Tionghoa yang
tinggal dan berdagang di pasar. Karena letaknya tidak jauh dari Batam
dan Singapore, banyak masyarakat Tanjung Pinang yang berbisnis
dagangan barang2 dari sana terutama barang elektronik dimana harganya
jauh lebih murah daripada barang yang masuk dari wilayah Indonesia.

Seperti tetanggaku yang berdagang barang elektronik sehingga dia
sering bolak-balik ke Batam dan Singapore. Malah sebelum tahun 1980
mata uang yang beredar disana adalah Dollar dan produk yang masuk
dari Singapore bebas dari pajak sehingga kehidupan masyarakat disana
sangat makmur.

Selain itu ada keunikan yang lain, acara televisi yang dapat kami
tonton pada waktu itu justru acara dari TV di Singapore dan Malaysia,
sedangkan sinyal TVRI sangat lemah sehingga tidak dapat ditangkap.
Kami sekeluarga sangat menyukai acara TV dari Singapore karena sangat
menarik dan beragam, ada yang berbahasa Inggris, Melayu, India dan
juga Cina karena penduduk mereka terdiri dari etnis tersebut.

Pulau Bintan adalah daerah yang menghasilkan tambang bauksit sehingga
rata-rata wilayah daratan banyak yang berbatu-batu dan kering sehingga
suhu udara disana sangat panas karena panas matahari diserap dan
dipantulkan oleh batu.

Sekitar 40 km dari kota ada pantai yang sangat indah dengan
batu-batuan yang besar mirip seperti pantai di pulau Bangka Belitung,
namanya pantai TRIKORA, saat ini disana sudah dibangun sebuah resort
yang sangat bagus dan sudah dikunjungi oleh banyak wisatawan
mancanegara terutama dari Singapore dan Malaysia.

Jika mengenang saat aku dan teman-teman rekreasi ke pantai Trikora,
rasanya aku ingin sekali berkunjung lagi kesana (napak tilas) dan
melihat seperti apa kota Tanjung Pinang masa kini, tentunya sudah
sangat berubah menjadi lebih ramai dan maju.


Karirku di Perbankan Sangat Cerah
Setelah 3 tahun menjalani kuliah, aku bekerja di sebuah BANK swasta
yang pada waktu itu merupakan salah satu dari 5 Bank terbesar di
Indonesia yaitu BANK DAGANG NASIONAL INDONESIA (BDNI) dengan posisi
Internal Auditor atau di kantorku disebut juga divisi Inspektorat.
Saat itu saya ditempatkan sebagai staf Inspektorat Wilayah/Regional IV
yang tugasnya memonitor dan memeriksa jalannya operasional cabang2
yang berada di wilayah/Regional IV yang mencakup daerah Jakarta timur
dan utara seperti cabang jatinegara, kelapa gading, tanjung priok dll.

Pada saat itu BDNI sudah mempunyai lebih dari 100 cabang di seluruh
Indonesia dan memiliki asset yang sangat besar dengan manajemen yang
sangat profesional. Banyak nasabah2 besar/Prime Customer yang
mempercayakan dananya untuk disimpan di BDNI baik dalam bentuk
tabungan, deposito ataupun yang lain. Ada juga nasabah yang mengajukan
kredit usaha dalam jumlah yang besar.

Dari pengalamanku bekerja di BDNI, aku merasakan banyak sekali manfaat
yang ku dapatkan. Dengan background ilmu accounting yang aku miliki
ternyata ilmu perbankan sangatlah jauh berbeda, banyak hal2 baru yang
aku temukan yang sebelumya tidak aku mengerti, walaupun demikian ilmu
yang kumiliki sangat mendukungku dalam menjalani tugas sehari2.

Untuk lebih memahami ilmu perbankan maka selama 3 bulan atasanku
mengirimku untuk menjalani training di cabang Melawai Jakarta selatan
untuk mempelajari semua bagian. Aku jadi paham transaksi yang terjadi
di semua divisi mulai dari bagian customer service, kasir, marketing
hingga transaksi yang harus disetujui oleh pimpinan cabang. Aku juga
harus menambah pengetahuan dari buku-buku yang memuat peraturan
ataupun surat2 yang dibuat oleh divisi Inspektorat Pusat.

Aku pun pernah secara khusus mendalami bagian Export Import di cabang
Muara Karang yang waktu itu memang banyak menangani transaksi export
import. Hal itu semua aku jalani demi menunjang pengetahuanku dalam
menjalani tugas sehari2. Secara mental aku menjadi lebih kuat karena
yang aku hadapi bukan hanya tingkatan staf tapi juga tingkat
managerial seperti manager operasional, manager marketing hingga
pimpinan cabang. Mereka selalu mencoba berargumentasi atas setiap
hasil audit yang kami temukan, namun karena kami selalu berpijak pada
peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga
dari fakta2 yang kami temukan akhirnya mereka dapat menerima
argumentasi kami.

Tetapi kadang2 kami merasakan stress dan jenuh menghadapi kondisi
tersebut, untungnya kami hanya 3-7 hari berada di cabang dan kami
kembali ke kantor kami untuk menyusun laporan atas pemeriksaan yang
telah kami lakukan.

Atasanku adalah seorang yang bijaksana, nama beliau adalah bapak
Hengky Toar yang asalnya dari manado dan kabarnya ada keturunan
jepang. Umur beliau pada waktu itu sudah mencapai 50an tahun namun
masih gagah dan berperawakan tinggi besar, sedangkan rekan2ku di
bagian itu ada 5 orang yang berpendidikan minimal Diploma III hingga
Sarjana. Salah seorang dari rekan dekatku yaitu Semparih Barus sudah
mendapat promosi menjadi manager operasional untuk cabang yang baru
dibuka di daerah rawamangun Jakarta timur. Sedangkan rekan senior yang
lain juga saat itu sedang diajukan oleh atasan kami untuk
dipromosikan. Rasanya aku sangat beruntung karena mempunyai atasan
yang sangat membuka kesempatan untuk kami meraih jenjang karir yang
lebih tinggi.


Kisah bersama (Mantan) Istriku
Pada sat itu aku sedang menjalin hubungan dengan seorang gadis bernama
Yuni, orangtuanya dari suku padang yang asalnya sama dengan mamaku.
Aku mengenalnya secara tidak sengaja sejak tahun 1990, saat itu dia
baru lulus dari SMEA Negeri 3 jakarta dan baru beberapa bulan bekerja
di Dept. Store Matahari Blok M sebagai Supervisor.

Tapi kakaknya yang tertua (orangtuanya sudah tiada sejak dia masih
SMP) menyuruhnya untuk meneruskan kuliah di Akademi Pimpinan
Perusahaan di daerah Srengseng Sawah jagakarsa depok jurusan Manajemen
Marketing. Tahun demi tahun kami lalui dan hubungan kami semakin dekat
saja, keluarga kami pun sudah merestui hubungan kami sehingga kami
sepakat untuk meningkatkannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Setelah beberapa kali diadakan pertemuan antara keluargaku dan dia
akhinya kami memutuskan untuk menikah pada hari minggu 7 januari 1996
di mesjid yang ada di daerah pasar minggu Jakarta selatan. Kamipun
melakukan persiapan pelaksanaan acara mulai dari mendaftar di KUA
setempat hingga menyewa peralatan pernikahan dan memesan makanan untuk
tamu-tamu yang kami undang.

Alhamdulilah acara berlangsung lancar dari sore hingga malam hari,
temanteman maupun famili yang kami undang banyak yang hadir di acara
pernikahan kami. Tapi ada kejadian yang agak lucu, waktu itu aku
menikah dengan adat betawi pada acara akad nikah dan adat padang pada
saat acara resepsi. Setelah beberapa waktu aku baru menyadari bahwa
lagu yang terdengar melalui pengeras suara bukannya lagu padang tapi
lagu dari jawa, spontan aku memberitahu keluargaku untuk mengganti
lagu itu. Mereka pun baru menyadarinya dan langsung mengganti dengan
lagu padang sesuai dengan adat di resepsi kami.

Aku merasa hidupku lebih semangat karena sudah ada pendamping hidup.
Selama 5 tahun kami pacaran membuat kami sudah mengenal sifat dan
pribadi kami masing-masing sehingga kami tidak sulit untuk adaptasi
setelah tinggal seatap. Kami selalu bepergian dengan mengendarai
sepeda motor. Di akhir minggu kami biasanya refreshing ke tempat
rekreasi, pusat perbelanjaan (mal), nonton di bioskop atau silaturahmi
ke keluarga kami. Kami merasa hidup kami akan bahagia, masa depan yang
cerah pun rasanya sudah ada dalam genggamanku.

Sungguh indah membayangkan kehidupanku saat itu, rasanya kebahagiaan
sudah terbayang di depan mataku. Namun kenyataannya takdir berkata
lain. Kami mengalami sebuah kejadian yang tidak terduga yang kemudian
meluluh-lantakkan kami dan menghancurkan semua bayangan indah masa
depan dan rumah tangga kami. Musibah itu terjadi hanya beberapa bulan
setelah kami menikah, rasanya kami tidak percaya dengan apa yang
terjadi saat itu.

Tapi mau tidak mau kami harus menerima kenyataan itu, kami tidak
mengerti apa salah kami hingga diberikan cobaan yang sangat berat
disaat kami baru saja ingin mewujudkan kebahagiaan berumah tangga.
Bayangan suram segera memenuhi pikiran kami, masa depan yang sedang
aku raih seakan menguap begitu saja tanpa menyisakan sedikitpun
harapan.



Tragedi Yang Merubah Hidupku
Di suatu siang yang sangat terik dan panas, saat itu hari sabtu 19
April 1996, aku terbaring kebingungan antara sadar dan tidak. Bukan di
atas kasurku yang empuk dan nyaman, bukan juga di atas pasir di
pinggir pantai. Beberapa menit kemudian sayup-sayup aku mendengar
suara panik orang-orang di sekelilingku berteriak, tak lama kemudian
baru ku tahu kalau aku sedang berbaring di atas jalan beraspal yang
panasnya menyengat tubuhku yang terbungkus jaket tebal. Lantas kulihat
banyak orang mengelilingiku dan mencoba untuk mengangkat tubuhku yang
masih terbaring lemas tak berdaya.

Di benakku terlintas pertanyaan, dimana aku sekarang? Apa yang terjadi
denganku? Ketika kesadaranku pulih baru aku ingat, sebelum kejadian
itu aku sedang mengendarai motor berboncengan dengan (mantan) istriku
dan lalu lintas membuat kami harus berhenti di sebuah persimpangan di
daerah daan mogot Jakarta. Tapi kenapa aku berada diatas jalan
beraspal? Mana (mantan) istriku yang tadi ada di belakang motorku?
Kenapa di punggungku terasa sangat sakit sewaktu diangkat oleh
orang-orang yang menolongku?

Peristiwa itu terjadi 14 tahun yang lalu, setelah menyadari keadaan
ternyata aku mengalami kecelakaan lalu lintas. Motor yang sedang
kukendarai ditabrak dari belakang oleh mobil kijang bak tua yang akan
berhenti, namun akibat rem-nya tidak berfungsi (blong) akhirnya
menabrak motorku yang waktu itu akan jalan. Motorku terdorong keras ke
depan dan aku terbanting ke jalan beraspal dalam posisi terlentang.
Akibat benturan dengan aspal, ruas 11-12 tulang belakangku patah
(remuk) sehingga kedua kakiku tidak dapat digerakkan.

Menurut dokter, hal itu terjadi karena ada syaraf yang rusak/tidak
berfungsi di bagian tulang belakangku yang patah sehingga perintah
otak untuk menggerakkan kaki tidak dapat direspon. Sedangkan (mantan)
istriku mengalami patah tulang betis kaki dan robek dipaha kaki kanan.
Aku sangat shock, apalagi kedua kakiku tidak dapat digerakkan
sedikitpun.

Apakah aku akan lumpuh? Lalu bagaimana aku akan menjalani aktifitasku
dalam kondisi seperti itu? Bagaimana dengan karir dan masa depanku
yang sedang kurintis? Apakah aku akan kuat menjalaninya? Dan banyak
lagi pertanyaan2 lain bergelayut di pikiranku membuat aku gelisah dan
stress berat memikirkannya.

Aku dirawat di 3 Rumah Sakit

Selama lebih dari 5 bulan aku dirawat di 3 rumah sakit di tangerang
dan Jakarta untuk memulihkan kondisiku. Suasana rumah sakit yang khas
dengan bau obat-obatan, suster dan dokter berkostum putih yang keluar
masuk kamar, alat-alat kedokteran dan ranjang besi yang berjejer di
dalam ruangan menjadi akrab dalam keseharianku. Padahal sebelum ini
aku tidak pernah dirawat di rumah sakit walau dalam waktu yang
sebentar sekalipun, sungguh perubahan aktifitas yang sangat menyolok
dan membuat aku jenuh menjalaninya.

Aku sangat ingin kembali beraktifitas di kantor, jalan-jalan dan
menonton bioskop di hari libur, menyantap makanan favoritku di pinggir
jalan, dan aktifitas lain yang menyenangkan, namun kenyataan yang
harus kuhadapi tidak seperti yang kuharapkan. Aku harus rela
berlama-lama di tempat tidur yang rasanya kurang nyaman dan
berdesak-desakan dengan beberapa orang pasien di dalam ruangan yang
tidak terlalu besar, sungguh menguji kesabaranku dalam menjalaninya.

Dari kejadian itu hikmah yang aku dapatkan adalah bahwa “KESEHATAN
SANGATLAH BERHARGA” namun kita kurang menghargai dan menjaganya.

Aku diantarkan oleh mobil yang sedang melintas menuju rumah sakit umum
tangerang, di bagian belakang mobil aku mendengar (mantan) istriku
merintih kesakitan, paha dan betisnya terluka akibat terbentur aspal
jalan sehingga mengeluarkan banyak darah. Tiba di RS kami berdua
dimasukkan ke dalam ruang Unit Gawat Darurat (UGD), tak lama kemudian
dokter jaga memeriksa luka di kaki (mantan) istriku dan menjahit robek
di pahanya. Sedangkan aku dibawa ke ruang rontgen untuk melihat
kondisi tulang belakangku yang terasa sakit sewaktu dipindahkan ke
ranjang, setelah hasil rontgen dilihat oleh dokter ternyata ruas 11
dan 12 tulang belakangku patah akibat benturan yang sangat keras
dengan aspal.

Dengan pandangan yang agak kabur kulihat beberapa orang suster hilir
mudik memeriksa pasien yang ada di ruangan, nampak keluarga pasien di
sebelahku merasa cemas melihat anggota keluarganya yang sedang
diperiksa oleh dokter UGD. Tidak lama kemudian keluargaku datang
dengan wajah yang panik dan khawatir, kulihat mama berdiri di sisi
ranjang menahan tangis dan menanyakan kondisiku kepada dokter.

Aku disarankan agar segera dibedah untuk membetulkan kondisi tulang
belakangku yang patah, maka aku pun dirujuk oleh dokter untuk
dioperasi di RS.USADA INSANI Tangerang karena peralatan medis yang ada
di rumah sakit itu lebih lengkap dan dokter bedahnya lebih siap
menangani.

Malam harinya aku dipindahkan menggunakan ambulan dalam kondisi fisik
yang lemah. (Mantan) istriku sesekali merintih kesakitan menahan perih
dari luka di kakinya. Ternyata dia mengalami patah tulang di betis
klaki kanan akibat benturan dengan aspal sehingga harus dilakukan
operasi juga.

Dalam kondisi yang kebingungan orangtuaku berunding dengan kakak
tertuanya tindakan apa yang akan dilakukan kepadaku. Ada juga tetangga
kami yang menyarankan untuk mencoba pengobatan secara alternatif di
daerah bekasi. Namun setelah berunding orangtuaku sepakat untuk
melakukan operasi pemasangan PEN untuk menyanggah penyambungan tulang
belakang yang patah agar lurus dan sempuna.

Begitu juga dengan (mantan) istriku, tulang betisnya akan dipasang PEN
dan akan dilakukan esok hari. Sementara untuk mencegah pergeseran dan
tertekannya tulang belakang aku harus tidur di atas papan yang rata,
walaupun rasanya tidak nyaman dan agak sakit aku harus menjalani saran
dokter.

Karena lelah akhirnya aku tertidur juga dan terbangun esok paginya
waktu suster mengantarkan sarapan dan memeriksa tekanan darahku. Aku
lihat (mantan) istriku sudah bangun juga, dia tidur di ranjang
bersebelahan denganku. Kami memang ditempatkan dalam kamar yang sama
agar lebih memudahkan perawatan, di kursi dekat ranjang kulihat mama
sedang merenung dengan wajah yang lelah dan sedih. Rupanya mama dari
tadi malam tidur di dalam kamar menjaga kami dan membantu jika kami
membutuhkan sesuatu.

Kami menempati kamar kelas 1 karena kami mendapat jaminan asuransi
dari kantorku, ruangannya yang sangat nyaman dan ber AC. Di sudut atas
ruangan digantung sebuah TV 21 inch dengan volume yang kecil agar
suaranya tidak mengganggu istirahat kami, di sudut lain ada sebuah
kulkas kecil yang dapat kami gunakan untuk mendinginkan makanan atau
minuman yang dibawa dari rumah. Di sebelah ranjang (mantan) istri ada
2 buah jendela yang agak lebar dan menghadap ke bangunan lain sehingga
kami dapat memandang keluar dengan leluasa dan dapat mengurangi rasa
sumpek selama berada di dalam kamar.

Sebenarnya RS ini tidak terlalu besar, tapi karena lokasinya sangat
strategis dan berada di pinggir jalan raya dan juga hanya 500 meter
dari rumah kami di komplek Kehakiman maka banyak masyarakat sekitar
tangerang yang berobat ke RS ini. Tenaga dokter dan peralatan medisnya
pun cukup memadai untuk menangani pemeriksaan maupun perawatan
penyakit yang diderita oleh pasien.

Dokter yang nanti akan menangani operasiku adalah Dr.Rizal Pohan ahli
bedah ortopedi dan Dr.Sudarmadi ahli bedah syaraf, operasi dijadwalkan
pada jam 4 sore hari. Untuk itu aku dan (mantan) istriku disuruh oleh
dokter untuk berpuasa dimulai pagi hari hingga dilakukan operasi.
Walaupun aku merasa badanku agak lemah tapi dari pemeriksaan tekanan
darah dan lainnya aku dinyatakan cukup sehat untuk dioperasi, begitu
juga dengan kondisi (mantan) istri cukup baik.

Siangnya teman2 dan famili yang sudah mendapat kabar kondisiku datang
menjenguk, mereka menanyakan bagaimana peristiwa itu bisa terjadi.
Karena kondisiku yang lemah maka mama yang menceritakan kejadian itu.
Lalu dengan nada suara yang pelan dan sedih mereka menyampaikan rasa
prihatin yang dalam dan menyuruh kami untuk sabar menerima cobaan ini.
Aku merasa deg-degan menunggu pelaksanaan operasi karena ini baru
pertama kalinya aku dioperasi, aku pun berdoa agar Allah memberiku
kekuatan dan kelancaran dalam pelaksanaan operasi.

Sekitar jam 4 sore 2 orang suster masuk ke dalam ruangan lalu
memindahkan (mantan) istriku ke ranjang yang lebih kecil dan ada
rodanya, kemudian (mantan) istriku dibawa oleh suster menuju ruang
operasi yang ada di lantai dasar, sementara aku menunggu giliran
berikutnya dengan perasaan yang cemas dan agak takut. 2 jam kemudian
aku pun dipindahkan ke ranjang lain dan didorong menuju ruang operasi,
rupanya (mantan) istriku sudah selesai dioperasi.



Aku operasi pasang PEN di tulang belakang
Sepanjang perjalanan menuju ruang operasi aku merasa semakin cemas dan
jantungku berdetak semakin keras, di benakku seribu pertanyaan
berkecamuk “apakah operasi akan berjalan dengan lancar? Apakah kakiku
dapat digerakkan lagi seperti sebelum terjadi peristiwa ini? Ataukah
kedua kakiku akan tetap lumpuh? Apa aku akan cacat selamanya?” Hatiku
bergejolak keras dan sedih membayangkan hal itu, tapi kemudian hatiku
agak sedikit lebih tenang sewaktu kulihat keluargaku berjalan di sisi
dan di belakangku mendampingiku menuju ruangan.

Tak berapa lama akupun sampai di sebuah ruangan yang cukup besar, di
tengahnya kulihat ada ranjang yang diterangi lampu yang besar dan
sangat terang. Di sebelah kirinya ada sebuah meja yang di atasnya
diletakkan macam-macam peralatan untuk operasi, tapi pandanganku mulai
kabur akibat pengaruh obat bius yang disuntikkan ke dalam tubuhku. Tak
berapa lama kemudian aku sudah tidak sadarkan diri dan dokter pun
mulai melakukan operasi.

Entah sudah berapa lama aku pingsan, ketika sadar aku berada di sebuah
ruangan bersama beberapa pasien lain dan aku mendengar tangisan
seorang anak kecil. Waktu aku menoleh ke sebelahku, kulihat papa
sedang duduk menunggu aku sadar. Lalu aku bertanya ke papa "Jam berapa
sekarang Pa?". "Jam 11 siang" jawab papa. Ya Allah, ternyata aku sudah
17 jam tidak sadarkan diri, padahal aku seperti baru saja tidur
beberapa jam. Tiba2 aku merasa sangat haus, dengan suara yang masih
lemah aku minta tolong papa untuk mengambilkan air minum yang ada di
meja.

Beberapa jam kemudian aku dipindahkan ke kamarku kembali dan kulihat
(mantan) istriku sedang tidur. Karena kondisiku yang masih lemah
setelah operasi aku pun tertidur lagi. Sore harinya aku terbangun
waktu suster ingin memeriksa tensi darahku, lalu rasa lapar membuatku
ingin segera menyantap makanan yang sudah disediakan di atas meja.

Aku baru menyadari ternyata aku tidak memakai baju tapi hanya ditutupi
sehelai selimut putih sebatas dada, pantas saja aku merasa agak
kedinginan karena AC. Begitu juga yang kurasakan sewaktu aku terlelap
di malam hari, malah beberapa kali aku terbangun karena kaget akibat
tulang belakangku seperti disetrum, mungkin hawa dingin dari AC
membuat PEN menjadi dingin hingga rasanya menusuk punggungku seperti
disetrum.

Hari demi hari kulewati di atas ranjang RS, beberapa macam obat dari
dokter harus aku minum agar kondisiku bisa lebih baik. Setiap sore
seorang fisioterapis melatih kedua kakiku agar bisa pulih seperti
semula dan terapi ini juga dilakukan kepada istriku. Seorang famili
kami yaitu suami dari tanteku menyarankan agar aku dipindahkan ke RS
yang khusus menangani patah tulang yaitu RS. SIAGA yang terletak di
pejaten pasar minggu Jakarta selatan.

Setelah keluargaku berunding akhirnya aku dipindahkan juga ke RS SIAGA
yang jaraknya sangat jauh dari rumah keluargaku dengan menggunakan
ambulance, tapi sewaktu kami berada di tol tiba-tiba mobil mogok dan
berhenti di bahu jalan tol menunggu mobil ambulance pengganti yang
dikirim dari RS. Kira-kira 1 jam kemudian mobil datang dan perjalanan
kami lanjutkan, kami sampai di RS SIAGA pada sore hari. Kulihat suster
dan petugas RS hilir mudik mengantarkan pasien ke ruang UGD, 30 menit
kemudian aku pun diantarkan ke kamar kelas 2 yang terletak di lantai
2 dengan naik lift.

Tiba dikamar yang tidak terlalu besar kulihat ada 5 ranjang dan 3
ranjang sudah ditempati pasien lain, aku pun memilih ranjang yang di
pojok dekat jendela. Tak lama sarapan malam diantarkan dan aku segera
menyantapnya, dan malam ini mama yang menemaniku. Sedangkan (mantan)
istriku ada di kamar sebelah yang khusus untuk wanita. Jam 7.30 malam
dokter visit dan memeriksa kondisiku, sekitar jam 9 aku pun tertidur
karena lelah.

Esoknya dan hari2 selanjutnya kuhabiskan waktu di RS untuk memulihkan
kondisiku pasca operasi seperti fisioterapi kaki, minum beberapa macam
obat, cek kondisi tulang belakang dengan rontgen dan kegiatan rutin
lain yang membosankan. Tapi semua itu harus aku terima dan jalani
dengan sabar, karena aku tahu kondisi ini tidak akan selamanya
terjadi.

Kira-kira 1 bulan dirawat di RS.SIAGA aku disarankan untuk menjalani
rehabilitasi medis di RS FATMAWATI jakarta selatan, disana merupakan
pusat tempat merehabilitasi pasien yang menderita kelumpuhan akibat
patah tulang belakang (istilahnya paraplegi), dan ada 1 tempat lagi
seperti itu yaitu di kota Solo.

Aku dipindahkan ke RS.FATMAWATI dengan menggunakam ambulan milik
RS.SIAGA sekitar jam 11 siang, tiba disana aku ditempatkan di sebuah
kamar yang bersih seukuran 5x5 meter yang ber AC dan hanya ada 1 buah
ranjang yang didesain khusus untuk pasien paraplegi. Di sisi ranjang
hanya ada lemari pakaian dengan panjang dan tinggi 1,5 meter sedangkan
TV tidak disediakan, di sebelah kanan agak pojok dari pintu masuk ada
pintu ke kamar mandi yang dapat dipakai berdua dengan pasien di kamar
sebelah.

Setelah selesai mandi dan memakai selimut aku pun makan siang, kulihat
istriku sudah dapat berjalan dengan memakai tongkat penyanggah
sehingga aku bisa ditemani olehnya dan sorenya orangtuaku pulang ke
rumah. Selain (mantan) istriku juga ditemani oleh abang (mantan)
istriku, dia memang cukup perhatian kepada kami.

Esok paginya setelah sarapan pagi aku dikunjungi oleh petugas
fisioterapi, mereka melatih kedua kakiku dan juga kebugaran tubuhku
karena aku sudah 2 bulan ini selalu tiduran sehingga badan terasa
lemas dan jika duduk kepalaku sangat pusing. Sewaktu di RS.SIAGA aku
pernah pingsan saat mencoba duduk di kursi roda akibat aliran darah
dan oksigen tidak sampai di kepala sehingga kekurangan oksigen, tapi 5
menit kemudian aku sudah sadar kembali dengan keringat yang bercucuran
membasahi bajuku.

Siang harinya setelah sarapan dan sholat aku tidur dan bangun di sore
harinya, udara yang mengalir dari AC yang sejuk membuat aku tertidur
nyenyak dan badanku rasanya jadi lebih segar. Di RS ini selain
fisioterapi aku diajarkan cara naik dan turun dari kursi roda ke
tempat tidur atau sebaliknya, pindah dari kursi roda ke kloset dan
juga pengobatan akibat luka di bagian belakang (istilah medisnya
dekubitus) yang sudah 1 bulan ini aku derita, untuk penyembuhannya aku
harus dioperasi kecil. Setelah 3 bulan di Rehabilitasi akhirnya aku
diizinkan pulang, lega rasanya bisa berada di rumah lagi.

Rutinitas selama di RS membuat aku bosan dan stres, sering aku
merenung memikirkan bagaimana masa depanku nanti kalau kondisiku tetap
seperti ini? Bagaimana aku harus menghadapi teman-teman, famili dan
orang-orang di sekitarku yang mungkin memandang remeh dan iba dengan
kondisiku? Apakah mentalku siap melihat pandangan aneh orang lain yang
fisiknya normal? Perasaanku sangat galau tidak karuan, rasanya aku
ingin sekali teriak sekeras-kerasnya untuk mengusir rasa galau di
hatiku ini. Aku mulai diliputi rasa putus asa memikirkan masa depan
yang seakan hilang bagai debu ditiup angin.

Aku berpikir apa salahku hingga diberi cobaan yang berat seperti ini?
Padahal baru beberapa bulan aku menjalani kehidupan bersama istri. Aku
merasa tidak pernah menyakiti siapapun, musuh juga rasanya aku tidak
punya. Aku masih belum percaya hal ini terjadi padaku, aku pun belum
bisa menerima kalau kejadian ini adalah takdir yang harus kujalani.
Semakin aku memikirkan itu semua, semakin tebal rasa frustasi dan
stres yang kurasakan.

"Ya Allah, maafkanlah hambaMu ini yang sudah lalai dan tidak
mengingatMu di masa-masa yang berat dulu. Maafkanlah dosa-dosa atas
kesalahan yang aku lakukan baik sengaja maupun tidak, aku hanyalah
manusia biasa yang sering khilaf. Berilah aku kekuatan dan kesabaran
dalam menjalani semua ini, berilah aku ketenangan lahir dan batin
amiin.." kupanjatkan doa dalam keheningan malam dengan khusyu memohon
kepada Allah agar diberikan jalan keluar dari keadaan ini.

Setelah 5 bulan dirawat di rumah sakit aku pun pulang, untuk sementara
aku dan istri tinggal di rumah orangtuaku di tangerang karena kondisi
kami tidak memungkinkan untuk tinggal di rumah yang dulu di tebet.

Kembali aktif bekerja

Selama 3 bulan aku memulihkan kondisi badanku agar lebih kuat, atas
usaha serta perjuangan atasanku maka perusahaan mengijinkan aku untuk
bisa bekerja kembali di kantor dan aku dimutasi ke BDNI cabang
Tangerang di bagian internal control. Tugasku adalah memeriksa
transaksi harian yang terjadi di bagian kasir, apakah datanya sudah
benar dan prosedur yang dijalankan juga sudah sesuai dengan peraturan.
Jika ada kesalahan maka petugas yang melakukan harus mengoreksi
kesalahan tersebut dan mendapat teguran dari bagian internal control
dan juga ditujukan kepada manager operasional.

Pada awal bekerja dengan menggunakan kursi roda, aku merasakan
pinggangku sangat pegal dan panas karena harus duduk dari jam 8 pagi
hingga jam 5 sore, kadang aku merasa perutku seperti agak keram. Namun
lama kelamaan aku terbiasa dengan kondisi ini, jika sudah duduk selama
1 jam biasanya aku angkat badanku dengan cara kedua tanganku bertumpu
di besi penjaga/pembatas yang ada di sisi kiri dan kanan kursi roda.
Hal itu juga disarankan agar bagian bokong tidak luka akibat terlalu
lama duduk.

Rekan-rekan baruku yang bekerja di cabang ini sangat bersahabat dan
peduli dengan keadaanku, mereka siap membantu jika aku butuh bantuan.
Tapi aku masih belum siap mental menghadapi kondisiku yang sudah
berbeda di hadapan mereka, aku merasa minder dan tidak percaya diri.
Padahal sebelumnya aku sangat percaya diri jika aku sedang melakukan
pemeriksaan di cabang, aku pun merasakan kalau mereka sangat segan dan
hormat, malah ada yang takut kepada tim kami (Inspektorat Wilayah)
padahal kami bersikap wajar dan tidak berlebihan.

Jika mengingat masa-masa yang dulu aku jadi sedih dan stres, aku
merasa menjadi manusia yang tidak berdaya, padahal dulu aku seperti
orang yang powerful, semangat dan sangat dihargai. Perubahan yang
sangat kontras ini membuat hatiku sangat galau, batinku sangat
tertekan melihat kenyataan yang ada. Mentalku sangat down, aku tak
tahu entah sampai kapan aku dapat bertahan menjalani semua ini. Hanya
Allah yang maha tahu..


Krisis Ekonomi Indonesia Menghancurkan Rumah Tanggaku
Pada tahun 1997 terjadi sebuah tragedi yang melanda seluruh dunia di
bidang moneter yaitu krisis ekonomi yang berdampak sangat buruk bagi
perekonmian nasional Indonesia. Aku ingat saat itu nilai rupiah mulai
merosot dari Rp.2.000,-/US$ menjadi Rp.2.100,-/US$ hanya dalam
beberapa hari saja dan terus merosot.

Saat rupiah menjadi Rp.2.300,-/US$ aku sempat berandai-andai kepada
teman di sebelahku, kalau aku punya uang yang banyak aku akan beli
uang dollar US dan menjualnya kembali jika nilainya sudah sangat
tinggi. Ternyata prediksiku menjadi kenyataan, dalam beberapa bulan
nilai rupiah merosot sangat rendah hingga mencapai Rp.16.000,-/US$.
Tapi sayangnya aku tidak mempunyai uang cash ataupun tabungan yang
banyak untuk membeli dollar, padahal banyak nasabah yang mendapat
keuntungan yang sangat tinggi dari pembelian dollar US atau mata uang
asing lainnya seperti yen jepang dan mata uang Negara-negara eropa
yang ekonominya stabil.

Bayangkan saja, jika pada saat sebelum krisis saya membeli US$ 1,000
senilai Rp.2.000.000,-, maka pada saat nilai rupiah menjadi
Rp.16.000,-/US$ maka US$ 1,000 akan menjadi Rp.16.000.000,-. Berarti
ada keuntungan/profit sebesar Rp.14.000.000,-. Bagaimana jika saya
punya US$ 10,000? Berarti saya bisa mendapat profit Rp.140.000.000,-!!
Jumlah yang fantastis bukan?

Tapi itu hanyalah angan-anganku saja dan tidak pernah terjadi, malah
kondisi ekonomi saat itu makin kacau, harga kebutuhan sehari2
(sembako) semakin mahal. Harga beras yang tadinya masih di bawah
Rp.1.000,-/kg naik hingga mencapai Rp.2.000,-/kg, begitu juga harga
barang-barang lain mengalami kenaikan hingga 2 kali lipat.

Tentunya keadaan ini sangat membingungkan dan membuat panik masyarakat
di nusantara ini mulai dari kota besar hingga ke pelosok desa, mereka
sangat gelisah dan meminta pemerintah untuk segera mencari solusinya.
Namun kondisi ini terus berlanjut dan semakin parah sehingga
menimbulkan gejolak di masyarakat. Pada akhirnya terjadi demo
dimana-mana dan puncaknya terjadi huru hara dan kerusuhan yang
mengakibatkan kerugian baik materi hingga nyawa masyarakat yang tidak
bersalah.

Pada waktu itu negara pun dinyatakan dalam kondisi yang paling
genting, istilahnya “SIAGA 1”. Para pejabat Negara berupaya keras
menanggulangi masalah ini dengan mengeluarkan berbagai peraturan dan
melobi Negara luar untuk mendapatkan dukungan/bantuan baik dalam
ekonomi (materi) maupun stabilitas keamanan. Dampaknya, banyak
perusahaan besar yang gulung tikar akibat kenaikan nilai US$ dan hal
ini juga terjadi pada perusahaan tempatku bekerja.

Menurut berita yang beredar, tingginya nilai US$ menjadi penyebab
terjadinya penarikan besar-besaran dana tabungan dan deposito nasabah
dalam US$ (istilah perbankannya “RUSH”) sehingga membuat kondisi BDNI
collapse dimana dana cash rupiah yang dimiliki Oleh BDNI tidak cukup
untuk dibayarkan kepada nasabah.

Pemerintah lalu memerintahkan Bank Indonesia sebagai lembaga otoritas
moneter untuk memberikan dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
kepada Bank-Bank yang kekurangan dana/likuiditas termasuk BDNI dalam
jumlah besar, selain itu untuk mendapatkan dana dari masyarakat maka
BDNI menaikkan tingkat suku bunga tabungan dan deposito sehingga
nasabah tertarik untuk menyimpan kembali dananya. Suku bunga saat itu
adalah yang tertinggi sepanjang sejarah perbankan yaitu mencapai
hingga 70%/tahun untuk deposito 1 bulan, artinya nasabah mendapat
hampir 6%/bulan. Padahal dalam kondisi normal nasabah hanya mendapat
12-18%/tahun, berarti terjadi kenaikan bunga yang sangat fantastis
yaitu sebesar 52-58%/tahun.

Namun semua upaya yang dilakukan oleh BDNI dan pemerintah (BI) tidak
membuahkan hasil yang baik, sehingga dengan terpaksa pemerintah
memutuskan untuk melikuidasi beberapa Bank Swasta termasuk BDNI dan
menggabungkan (merger) beberapa bank pemerintah. Berita tentang
keputusan pemerintah yang melikuidasi BDNI aku lihat di siaran
reportase televisi yang sudah aku pantau terus dalam beberapa hari
ini.

Ketika aku melihat dan mendengarnya aku merasa panik dan sangat kacau.
Saat itu langsung terpikir olehku bagaimana masa depanku nanti kalau
aku tidak bekerja lagi dan bagaimana aku bisa menafkahi keluargaku?
Apakah aku nanti akan bisa bekerja lagi di tempat lain, mengingat
kondisiku yang selalu menggunakan kursi roda? Entahlah.. aku hanya
bisa pasrah.

Seribu pertanyaan berkecamuk di benakku, kudengar detak jantungku
berdebar kencang. Aku sangat bingung dan tertekan, pikiranku stres
berat. Akibatnya kondisi lambungku menjadi terganggu akibat asam
lambung sangat tinggi sehingga menghasilkan banyak gas yang mengganggu
pernafasanku. Sejak saat itu aku menderita sakit maag kronis,
dampaknya aku tidak boleh punya pikiran yang berat dan banyak jenis
makanan atau minuman yang harus aku pantang seperti yang rasanya asam,
pedas atau yang sulit dicerna seperti daging dan santan yang banyak
mengandung lemak.

Setiap hari aku hanya dapat makan bubur dan lauk yang mudah dicerna,
akibatnya tubuhku menjadi sangat kurus, mata agak cekung dan kuyu.
Badanku rasanya selalu tidak enak, meriang dan keluar keringat dingin,
sering aku memakai sweater untuk mengurangi rasa kedinginan padahal
udara diluar panas terik. Badanku juga tidak kuat jika kena angin dan
kepalaku sering pusing. Akibatnya selama 2 tahunan aku selalu berada
di kamar setiap hari, rasanya aku tak ada gairah sedikitpun untuk
melakukan aktivitas.


(Mantan) istriku pergi meninggalkan aku
Cobaan terhadap kondisi kesehatanku yang makin menurun sejak aku di
PHK dari BDNI ternyata tidak cukup hanya sampai disitu. Aku mendapat
cobaan yang lebih berat lagi, tak pernah aku duga istriku pergi dari
rumah pada saat aku sedang di rumah orangtuaku yang jaraknya hanya 2
blok dari rumah yang aku kontrak di kompleks Kehakiman tangerang.

Memang pada waktu itu kami sedang mengalami cekcok, sebelumnya istriku
sering marah-marah dan uring-uringan karena aku sudah tidak bekerja
lagi dan belum ada usaha yang bisa aku jalankan. Maklumlah aku selama
ini hanya bekerja di kantor saja dan tidak pernah berbisnis sehingga
tidak mengerti bagaimana memulai sebuah bisnis, ditambah lagi saat itu
situasi ekonomi sedang tidak stabil. Banyak usaha mulai dari skala
kecil hingga besar yang gulung tikar sehingga aku sangat bingung
menentukan jenis usaha apa yang bagus untuk aku jalani.

Kepergian istriku yang tiba-tiba dan tanpa kabar membuat aku syok
berat, rasanya aku masih tidak percaya kalau dia bisa tega pergi
meninggalkan aku. Padahal berkali-kali dia mengatakan tidak akan
melakukan hal itu, mungkin itu terjadi akibat kondisi yang tidak
menentu dan juga ada omongan dari sekitarnya yang memanas-manasi
hatinya sehingga dia bisa melakukannya. Rasanya hatiku hancur
berkeping-keping, di saat orang yang aku harapkan selalu mendampingiku
dalam kondisi yang terpuruk dan membutuhkan support moril namun dia
malah pergi tanpa mau peduli dengan keadaanku.

Kejadian yang membuat aku tambah syok adalah sewaktu beberapa hari
setelah dia pergi semua barang yang ada di rumah kontrakan kami dia
bawa entah kemana, dan kami mengetahuinya dari tetangga di depan rumah
kami. Selain barang-barang dua pun membawa uang pension aku yang
disimpan di dalam tabungan atas namanya yang jika dijumlahkan semua
mencapai puluhan juta rupiah. Papaku sempat menyuruhku untuk
melaporkan dia ke polisi, tapi aku melarang hal itu dilakukan karena
aku masih berharap dapat menyelesaikannya secara kekekuargaan.


Akhirnya tidak ada pilihan lagi selain aku tinggal di rumah orangtuaku
lagi. Aku mengalami depresi berat akibat peristiwa itu yang
mengakibatkan maag ku sering kambuh walaupun aku sudah minum obat dari
dokter, aku tidak menyangka istriku tega pergi dari rumah di saat aku
membutuhkan perhatian dan semangat darinya.

Aku merasa apa yang dia lakukan sangat menyakitkan hatiku, aku seperti
orang yang dibuang seperti sampah karena tidak berguna lagi untuknya.
Padahal dulu waktu kami pacaran selama 5 tahun, dia tidak mau jauh
dariku. Ternyata dia hanya butuh aku saat aku sehat dan kondisi
fisikku normal, kupikir mungkin dia tidak mau repot mengurusi dan
melayani aku terus. Tapi yang pasti dia sudah lupa dengan janjinya
waktu ijab kabul di hadapan aku, penghulu, keluarga kami dan juga
Allah sewaktu kami menikah dulu. Kami berjanji akan selalu setia dalam
susah dan senang, saat sakit dan sehat, tapi ternyata dia melanggar
janjinya. Kenyataan inilah yang membuat aku jadi stres dan
sakit-sakitan.


Papa pun meninggalkanku untuk selamanya
Dengan kondisi kakiku yang lumpuh dan (mantan) istri pergi, aku merasa
menjadi beban orangtuaku, keadaan ini ternyata juga berdampak terhadap
kesehatan papa. Beliau juga ikut terguncang dan sangat sedih melihat
anak laki-laki satu-satunya mengalami cobaan yang sangat berat. Dalam
beberapa bulan saja papa kelihatan lebih kurus dan lemah, setelah
diperiksa oleh dokter ternyata papa menderita penyakit jantung koroner
padahal papa sejak muda tidak merokok. Mungkin itu akibat pikirannya
terlalu berat membebaninya sehingga jantungnya tidak kuat menahan
beban psikis. Akibatnya papa harus sering kontrol ke dokter dan
mengkonsumsi obat, beberapa kali papa harus dirawat di RS karena
kondisi kesehatannya memburuk.

Melihat kondisi papa yang sakit-sakitan aku jadi lebih stres, rasa
khawatir dan sedih membuat sakit maag ku bertambah berat.
Bermacam-macam obat dari dokter termasuk pengobatan alternatif sudah
dicoba tapi tidak membuahkan hasil. Makin lama keadaan papa makin
lemah saja, papa mengalami kesulitan tidur karena napasnya selalu
sesak walaupun sudah dibantu dengan oksigen.

Kami pernah membawa papa berobat alternatif ke daerah sukabumi, kami
menginap disana 1 malam dan paginya baru diobati. Seharusnya papa
kembali lagi minggu depan, tapi karena letaknya jauh dari rumah dan
mengeluarkan biaya yang cukup besar kami tidak sanggup pergi kesana
lagi. Suatu malam papa tidak dapat tidur karena napasnya sangat sesak,
akhirnya karena papa tidak kuat maka kami membawa papa ke RS jantung
Harapan Kita di jakarta.

Setelah kondisi papa dicek dokter, kami diberitahu bahwa ada cairan di
jantung yang membuat kerja jantung papa jadi berat dan juga ada
pembuluh darah yang menyempit. Cairan itu harus segera dikeluarkan
dengan cara disedot dari bagian punggung dengan menggunakan suntikan,
sedangkan pembuluh darah yang menyempit harus dilakukan operasi dengan
mengganti pembuluh itu dengan pembuluh dari bagian tubuh lain (istilah
medisnya "By Pass") atau dengan cara membesarkan bagian pembuluh yang
menyempit itu dengan cara di "Balon" (mohon maaf jika penjelasanku
keliru).

Setelah dilakukan penyedotan cairan napas papa jadi agak lega, tapi
operasi "Balon" tidak kami lakukan karena biayanya sangat besar yaitu
sekitar 50 jutaan rupiah dan kami tidak sanggup membayarnya.

Setelah seminggu dirawat akhirnya papa pulang ke rumah, tapi napas
papa masih sering sesak lagi sehingga kami harus membeli/menyewa
tabung oksigen untuk membantu pernapasan papa yang sesak. Melihat
keadaan papa yang semakin lemah dan menurun aku merasa sangat sedih
dan stres, aku sangat kasihan melihat papa menderita. Akibatnya maagku
kambuh lagi dan aku jadi tidak nafsu makan. Jantungku sering
berdebar-debar, kepalaku pusing dan badan meriang kedinginan.

Apalagi waktu kondisi papa tambah menurun, napas papa makin sesak
seperti hampir pingsan kami langsung membawa papa ke RS Gatot Subroto
jakarta karena disana ada famili yang bekerja sebagai perawat. Selama
dirawat mama selalu menunggui papa dibantu sepupu saya Ferry, tapi
beberapa hari dirawat papa tidak menunjukkan tanda-tanda yang
menggembirakan, malah kondisinya semakin menurun. Mama bercerita
kepadaku, kalau papa dipasang selang ke dalam mulut dan hidung untuk
membantu pernapasan. Mendengar cerita mama rasanya aku ingin sekali
melihat kondisi papa di RS walaupun badanku terasa tidak enak.

Aku segera menghubungi teman kuliahku yang punya mobil agar bisa
mengantarku ke RS segera, tapi karena temanku sedang sibuk dengan
pekerjaannya aku disuruh naik taxi. Namun tak lama kemudian aku sangat
terkejut mendapat kabar dari RS bahwa papa telah berpulang ke
Rahmatullah, aku dan keluargaku sangat sedih dan syok mendengarnya.
Papa wafat tanggal 19 Februari 2001 di usia 58 tahun.

Kami semua menangis meluapkan kesedihan kami yang telah ditinggal
pergi oleh papa untuk selamanya, tak ada lagi suara dan canda tawa
papa seperti waktu kami sedang main karambol bersama sepupuku di teras
depan, kami tak akan pernah lagi mendengar suara merdu papa saat
sedang mengaji. Tak ada lagi papa yang sangat perhatian kepadaku
seperti rasa kuatirnya saat aku teriak kesakitan karena perutku kram
waktu duduk di kursi roda dan banyak kenangan lain yang akan kami
kenang selamanya di pikiran dan hati kami.

Akupun berdoa kepada Allah "Ya Allah, ampunilah semua kesalahan dan
dosa papa baik yang sengaja maupun tidak. Terimalah segala amal
ibadahnya, jauhkan papa dari siksaMu dan tempatkanlah papa di sisiMu
di surgaMu yang sangat indah dan damai, amin ya rabbal alamin".
Selamat istirahat yang tenang ya papa..


Titik balik Hidupku
Cobaan demi cobaan yang beruntun membuat kesehatanku semakin menurun,
tubuhku semakin kurus dan lemah. Aku semakin sering minum obat yang
diberikan dokter yang dapat dibeli berulang-ulang di apotik, itupun
karena aku minta kepada dokter dengan alasan aku repot jika harus
bolak-balik karena aku tidak memiliki mobil.

Setiap hari aku hanya bisa makan bubur lembek karena lambungku tidak
kuat mencerna makanan. Akibatnya tubuhku kurang energi dan menjadi
lemah, aku hanya tiduran di ranjang sambil nonton tv dari pagi hingga
malam sehingga pandanganku agak kabur, napaspun agak sesak akibat
banyak gas karena asam lambung tinggi.

Pernah di suatu pagi aku merasa sangat lemas, napas sangat sulit
seperti kekurangan oksigen. Aku merasa seperti hampir pingsan, aku
panik dan memanggil mama. Akhirnya mama menyuapi aku makan sepiring
bubur dan lauk serta memberi minum air teh manis untuk menambah
tenaga, tak lama kemudian aku merasa badanku agak enakan dan tidak
selemas tadi.

Suatu malam kulihat mama sedang merenung seperti menahan tangis,
wajahnya kelihatan sangat sedih. Mama pasti sedih karena memikirkan
keadaanku, aku jadi merasa tak tega menyaksikan kesedihan mama. Dari
kecil beliau sudah mengurus dan membesarkanku dengan kasih sayang yang
tulus, pengorbanan mama kepada anak-anaknya sangatlah besar dan tanpa
pamrih. Tapi hingga usia beliau sudah senja aku belum bisa
membahagiakannya, aku malah membebaninya dengan keadaanku ini.

Aku merasa sangat bersalah dan menyesal masih merepotkan orangtuaku,
seharusnya akulah yang memperhatikan kondisi mereka dan
membahagiakannya. Aku merasakan cobaan ini sangatlah berat bagiku dan
juga keluargaku, sering aku merasa tak kuat menanggungnya. Tapi
melihat kesedihan yang terpancar di wajah mama, timbul kekuatan yang
sangat besar dalam diriku untuk bisa sembuh dari penyakit ini dan
sehat seperti semula.

Aku pikir inilah titik balik dalam hidupku, aku ingin merubah nasibku,
kesehatanku, dan semua segi dalam kehidupanku agar aku dapat
menyenangkan hati mama, minimal tidak membuat hatinya jadi sedih. Aku
pun segera menyampaikan niatku untuk berobat ke Dr.Paulus di tangerang
karena aku dengar sudah banyak masyarakat yang berobat dengan beliau
bisa sembuh dan kembali sehat seperti semula, tapi aku harus rutin
berobat dan lamanya tergantung berat atau ringannya penyakit.

Walaupun beliau seorang dokter tapi obat yang harus diminum adalah
akar dan tanaman obat yang sudah dijadikan bubuk lalu disatukan dan
direbus hingga airnya sisa 1 gelas, setelah itu diminum 3 kali sehari.
Walaupun rasanya pahit tapi aku tetap minum agar penyakitku bisa
sembuh dan bisa beraktifitas seperti dulu lagi.

Dengan motivasi yang kuat dan minum obat secara rutin setiap hari
selama 1 tahun badanku rasanya jadi lebih sehat dan kuat, aku pun
mulai bisa beraktifitas lagi. Tiap pagi aku berjemur sinar matahari
lalu mengayuh kursi roda yang cukup berat mengelilingi komplek
perumahan hingga mengeluarkan keringat yang cukup banyak, setelah itu
aku sarapan bubur dan minum teh manis panas yang telah dibuatkan
kakak. Siangnya aku mencoba mencari bisnis dari iklan yang ada di
koran, siapa tahu ada yang cocok dan dapat aku jalankan sesuai dengan
kondisiku di kursi roda.

Dengan kesehatan yang lebih baik dan lebih fit rasanya semangatku
bangkit lagi, bagiku mencari bisnis hanyalah untuk mencari kesibukan
dan untuk mengalihkan pikiranku agar tidak stres dan aku bisa lupa
dengan kekurangan fisikku. Akupun jadi lebih termotivasi untuk meraih
sukses seperti orang lain yang sudah sukses lebih dulu, aku mencoba
merubah arah pikiranku (mind set) agar selalu berpikir positif dan
penuh harapan karena harapanlah yang bisa membuat diri kita penuh
semangat dalam mengisi hari-hari yang penuh tantangan dan cobaan ini.

Untuk menambah wawasan dan motivasi aku sering mendengarkan talk show
di radio atau nonton tv seperti acara yang dipandu oleh pembicara
terkenal seperti Bapak Mario Teguh, Tung Desem Waringin dan yang
lainnya. Aku coba untuk menerapkan apa yang mereka sampaikan dalam
keseharianku, perlahan rasa percaya diriku mulai tumbuh dan dari hari
ke hari semakin kuat. Kupikir hal inilah yang akan menjadi modalku
untuk dapat lebih maju dan sukses di masa depan nanti, jadi bukan
hanya dorongan dari keluarga, teman atau famili.

Aku juga pernah beberapa kali mengikuti bisnis Multi Level Marketing
(MLM) walaupun tidak dapat menjalaninya seperti teman-teman yang
fisiknya normal, dengan bantuan upline ku yang sangat antusias dan
semangat serta dari training yang aku dapatkan dari kegiatan internal
mereka aku mendapatkan banyak sekali keuntungan diantaranya motivasi
dan kuatnya solidaritas dalam hubungan di antara anggota (member). Hal
itu mempunyai dampak yang sangat kuat dalam pembentukan mental dan
kepercayaan diriku yang menjadi semakin kuat.

Pernah salah seorang teman dekatku yang juga upline ku yaitu Joko dan
upline diatasnya yang sudah sukses mengajakku untuk mengikuti kegiatan
training boot camp dan menginap selama 3 hari di puncak ciloto,
walaupun kondisiku selalu di kursi roda namun aku tidak menyia-nyiakan
kesempatan ini dan tanpa pikir panjang lagi aku berangkat ke bogor
naik taxi didampingi sepupuku namanya uda Jon untuk menemui Joko.
Dalam karirnya Joko pernah menjadi manager seorang entertainer
terkenal di Indonesia yaitu Mas Helmy Yahya.

Setelah bertemu di bogor kemudian aku naik mobil milik Joko menuju
penginapan yang sudah di-booking di puncak ciloto. Tiba di penginapan
hari sudah sore, udara dingin langsung menyergapku dan mengalir ditiup
angin sepoi-sepoi menyentuh kulitku yang tipis dan kering.
Subhanallah, sungguh indah pemandangan alam ciptaanMu. Dalam
keheningan aku bersyukur masih diberi kesempatan mengagumi keindahan
alam ciloto.

Satu persatu peserta training datang dan mendaftarkan diri ke panitia,
dengan cekatan mereka mengatur para peserta untuk menempati kamar yang
telah disediakan.

Malamnya kami makan malam bersama di kantin yang ada di hotel itu
sambil melihat kelap-kelip lampu rumah penduduk di kejauhan dari
tempat kami yang berada di bukit yang lumayan tinggi. Setelah makan
kami semua berkumpul di aula yang letaknya cukup tinggi yaitu sekitar
5 meter dari lokasi kamar. Untuk mencapai ruang aula itu aku
kebingungan karena harus menaiki tangga yang curam dengan sudut 45
derajat, tapi dengan pede-nya uda jon menarik kursi rodaku ke atas
tangga dan dibantu oleh teman-teman baruku secara spontan. Akhirnya
dengan nafas lega aku tiba di atas dan langsung masuk ke ruang aula
karena acara sudah akan dimulai.

Selama 3 hari aku dan teman-teman baruku digojlok secara mental dan
diberikan motivasi yang menggugah hati dan perasaan agar kami dapat
menjadi pribadi yang baru yaitu pribadi yang kuat dan tegar serta
bermental baja. Sifat-sifat yang negatif dan lemah harus dibuang
jauh-jauh dan digantikan dengan sifat yang positif dan powerful. Kami
juga diharuskan untuk merubah mind set (pola berpikir) dari pola pikir
yang negatif menjadi positif .

Setelah mengikuti training boot cam itu aku merasa memiliki pribadi
yang baru, aku jadi lebih semangat, berpikir positif dan penuh
motivasi. Pikiranku juga jadi lebih jernih dan kuat serta motivasiku
juga jadi lebih tinggi. Kadang-kadang aku malah memberi motivasi
kepada orang-orang di ada sekitarku yang notabene mereka adalah
manusia normal (tidak cacat fisik) tapi kurang semangat dan motivasi
untuk melakukan hal-hal yang lebih baik dariku, hal ini sungguh
mengherankan bukan?

Jika kita menyadarinya sebenarnya memiliki fisik yang normal belum
tentu bisa lebih sukses daripada yang cacat, banyak fakta yang
membuktikan hal itu seperti tetanggaku yang fisiknya normal tapi hanya
berprofesi sebagai supir angkot, dia tidak lebih sukses daripada
Habibie Afsyah, seorang anak muda usia 20-an tahun yang sukses dalam
bisnis di internet dan menjadi trainer/motivator dan sudah sering
diundang sebagai pembicara di seminar. Kebetulan dalam 2 tahun ini
Habibie sudah menjadi salah seorang temanku dan dia menjadi inspirasi
untukku agar bisa menjadi orang yang sukses walau kondisiku cacat
kaki. Aku yakin kesuksesan akan datang kalau kita selalu berusaha dan
memperbaiki kualitas diri kita setiap saat.

Perkenalanku dengan Habibie Afsyah, Interneter yang Sukses
Perkenalanku dengan Habibie diawali waktu aku baru saja mempelajari
internet, aku berpikir dengan kondisiku yang di kursi roda membuat aku
harus mencari aktifitas yang sekaligus dapat menghasilkan income dan
masa depan yang dapat aku lakukan di rumah. Email pertama yang aku
kirim ke Habibie ternyata segera ditanggapi oleh ibunda Habibie yaitu
ibu Endang, beliau sangat senang dengan emailku yang isinya ingin
belajar lebih dalam lagi tentang internet.

Tidak berapa lama beliau mengutus seorang guru relawan yaitu Mas
Didiel dan mas Tontowi datang ke rumahku dan mengajariku dasar ilmu
internet, kemudian beliau membuatkan aku website dengan namaku yaitu
www.zulfandewantara.com. Isi atau content website itu adalah informasi
yang berhubungan dengan kesehatan secara umum dan khususnya tentang
herbal TEH BUNGA ROSELLA, produk herbal yang aku pasarkan. Setiap ada
artikel yang menarik tentang hal itu aku masukkan ke website dalam
bahasa Inggris karena aku ingin ada pembeli produk yang aku jual dari
luar negeri.

Tak diduga ternyata dalam 2 bulan saja sudah ribuan orang dari seluruh
penjuru dunia yang mampir di websiteku, walaupun belum ada yang
tertarik untuk membeli produkku tapi aku tidak putus asa.

Suatu hari aku menerima pesan SMS di handphoneku, beliau menyebutkan
namanya Datuk Nordin dari Malaysia dan menanyakan produk bunga Rosella
yang beliau lihat di websiteku. Seminggu kemudian beliau mengajak aku
untuk bertemu di sebuah hotel di kawasan mangga dua karena beliau
sedang ada perjalanan bisnis di Jakarta dan aku pun menyanggupinya.

Sebenarnya beliau memiliki bisnis yang berhubungan dengan pesawat di
daerah Bandung dan waktu aku temui beliau sedang meeting dengan
stafnya.

Aku mengajak seorang rekan bisnis yang sudah berpengalaman di bidang
herbal karena Datuk Nordin berminat untuk memesan produk olahan bunga
Rosella dalam bentuk kemasan teh celup. Beliau bilang di Malaysia
masyarakatnya lebih menyukai produk teh dalam kemasan yang siap
diminum dalam bentuk teh celup. Setelah kembali ke Malaysia, aku
beberapa kali menanyakan apakah beliau jadi order teh celup bunga
Rosella, namun beliau mengatakan sedang dalam proses perijinan dari
pemerintah Malaysia. Namun hingga sekarang tidak ada kabar lagi dari
beliau, aku pikir memang belum rezeki aku.


Semangat kuat ingin meraih sukses
Aku juga mulai membuka diri dan berhubungan dengan dunia luar melalui
telpon atau handphone yang saat itu sudah mulai populer dan aku merasa
sangat terbantu dengan alat itu sehingga aku dapat berkomunikasi
dengan relasiku di seluruh nusantara walau aku hanya berada di rumah.

Sejak kesehatanku berangsur lebih baik aku selalu ingin mencoba
sesuatu yang bermanfaat dan dapat membuatku lebih maju dan sukses, aku
pernah mencoba menekuni hobi melukisku yang sudah lama tidak
kulakukan. Agar lebih serius aku kursus dengan seorang pelukis namanya
Bambang yang aku kenal secara tidak sengaja di counternya yang dia
sewa di sebuah mal dengan bayaran alakadarnya.

Tapi setelah kujalani ternyata fisikku tidak kuat, setiap selesai
melukis maagku selalu kambuh akibat asam lambung tinggi karena
pikiranku harus konsentrasi penuh dan aku merasa stres jika lukisan
yang aku buat hasilnya tidak memuaskan. Mas Bambang dengan sabar
mengajariku melukis wajah dengan menggunakan bubuk konte warna hitam
yang disapukan dengan kuas ke atas kertas gambar yang sudah aku lukis
sketsanya. Untuk lukisan pertama aku melukis wajah diriku sendiri dan
hingga sekarang lukisan itu masih kugantung di tembok, berikutnya aku
melukis wajah artis yang fotonya ada di majalah atau kalender.

Aku juga pernah diajarkan melukis bunga dan tulisan kaligrafi
menggunakan cat minyak. Mas Bambang mengatakan kalau melukis harus
sabar dan tekun, tidak boleh terburu-buru sehingga hasilnya "perfect".
Dari perkenalan dengan mas Bambang ini akhirnya berlanjut ke bisnis,
dengan modal yang aku dapatkan dari seorang teman yang berbaik hati
aku dan mas Bambang bekerjasama membuka counter lukisan di mal Diamond
Tangerang. Tapi hanya beberapa bulan saja usaha kami tutup karena
penjualan lukisan tidak banyak sedangkan biaya sewa tempatnya mahal,
walau usahaku tidak berhasil tapi aku tetap semangat dan tidak putus
asa untuk mencoba terus.


Betapa sedihnya ditinggalkan Mama

Namun baru saja semangat hidupku bangkit dan kesehatanku membaik, tak
lama kemudian cobaan datang lagi menghampiriku. Saat itu waktu
menunjukkan jam 2.30 pagi, aku yang sedang tidur nyenyak tiba-tiba
terbangun mendengar suara seseorang sedang muntah-muntah dan
mengeluarkan suara yang keras. Ternyata yang sedang muntah adalah mama
dan sedang ditemani oleh kakak, mungkin mama masuk angin dan sedang
dipijat oleh kakak.

Tapi hingga subuh kondisi mama belum membaik juga, malah napas mama
tambah sesak dan terus muntah. Saat itu aku hanya tinggal bersama mama
dan kakak, sedangkan adikku tinggal bersama suami dan anaknya
mengontrak rumah di daerah pondok gede.

Aku sangat khawatir melihat kondisi mama yang belum membaik juga,
segera aku telpon adik dan memberitahu keadaan mama. Adikku bilang
akan segera datang ke rumah, aku pun memberitahu uda Jon sepupuku yang
juga tinggal di komplek itu dan minta bantuannya untuk membawa mama ke
rumah sakit. Dengan menyewa angkot akhirnya mama dibawa ke RS USADA
INSANI sekitar jam 5 subuh ditemani bang Jon dan tetangga kami.

Setelah diperiksa oleh dokter jaga UGD ternyata mama harus dirawat
intensif dan menginap disana. Sekitar jam 7 pagi adikku dan suaminya
datang dan langsung ke RS melihat kondisi mama. Adik bilang mama harus
dirawat karena kondisi jantungnya tidak stabil akibat dapat serangan
pagi itu. Setelah 2 hari dirawat keadaan mama belum membaik, malah
dokter mengatakan bahwa mama harus dipindah ke ruang ICU karena
kondisinya harus dipantau terus. Hal itu membuatku makin khawatir,
tanpa pikir panjang aku segera melakukan apa yang dokter katakan
walaupun aku tidak punya uang yang cukup.

Karena biaya perawatan di ICU sangat mahal, akhirnya kami memindahkan
mama ke RSU Tangerang yang biayanya lebih murah. Malah dengan mengurus
kartu miskin GAKIN kami tidak harus membayar biaya RS, tapi mama minta
pulang lebih cepat karena tidak mendapatkan pelayanan yang baik.
Sebenarnya kami sangat khawatir karena kondisi mama belum sembuh dan
perlu perawatan intensif, tapi kami turuti keinginan mama dan
merawatnya di rumah.

Hanya beberapa hari berada di rumah kondisi mama menurun lagi sehingga
kami harus membawa mama kembali ke RS, setelah diperiksa dengan teliti
oleh dokter ternyata mama harus dirawat di ruang ICU karena kondisi
mama sangat mengkhawatirkan.

Adik bilang setiap makan mama muntahkan lagi makanan tadi, akibatnya
mama mengalami dehidrasi. Pada malam itu adik bilang mama mau makan
apel, kebetulan adikku memang membeli beberapa buah apel. Tapi aku tak
menyangka kalau malam itu adalah malam terakhir mama, karena pagi
harinya aku mendapat telpon dari RS bahwa kondisi mama sangat kritis.
Dengan perasaan yang kacau aku segera memberitahu kakak dan adikku,
mereka kemudian pergi ke RS untuk melihat kondisi mama. Tak berapa
lama suami adik telpon aku dan mengabarkan bahwa mama telah berpulang
ke Rahmatullah, kontan aku menangis sekerasnya menumpahkan kesedihanku
yang sangat dalam. Aku sangat merasa kehilangan mama karena sejak
kondisiku lumpuh dan ditinggal pergi oleh istri maka mama lah yang
mengurus dan menyiapkan kebutuhanku dibantu oleh kakak, mama juga yang
selalu mensupport aku dan menyabarkanku dalam menghadapi hidup ini.

Mama sangat tegar dalam menjalani hidup yang penuh cobaan dan
penderitaan ini, beliau tidak pernah mengeluh walau di masa tuanya
hidup dalam kesulitan. Saat sakit pun mama tidak pernah mengeluh atau
memberitahu kepadaku rasa sakit yang dideritanya, beliau juga tidak
memperlihatkan rasa sedihnya melihat kondisiku tapi aku yakin hati
seorang ibu akan merasa sangat sedih jika melihat anak yang pernah
beliau kandung selama 9 bulan dan dibesarkan hidup dalam penderitaan.

Begitu juga aku, sebagai seorang anak pasti sangat sedih jika
ditinggalkan ibu yang sangat sayang dan perhatian kepadaku. Apalagi
papa juga telah tiada, kini aku menjadi yatim piatu. Tapi aku
beruntung karena masih mempunyai saudara kandung yang siap menjaga dan
membantu jika aku dalam kesulitan. Aku harus iklas menerima cobaan
ini, mudah-mudahan Allah memaafkan semua kesalahan dan dosa-dosa mama
dan menerima ibadah beliau serta menempatkan beliau di sisiNya di
surga, amiin ya rabbal alamin.

Kepergian mama di usia 61 tahun telah membuat semangat hidupku redup
kembali, perasaanku sangat sedih dan berdosa karena aku belum bisa
membahagiakan mama dan di usianya yang sudah senja hidupnya menderita
dan susah.

Kini aku yatim piatu, tidak ada lagi tempat berkeluh kesah atau
berdiskusi tentang masalahku, tak ada lagi yang mengurusi keperluanku
sehari2, aku tak bisa minta lagi dibuatkan cemilan untuk menemani sore
hariku. Aku merasa sendirian di dunia ini, aku merasa takut menjalani
hidup ini tanpa mama. Selama ini aku bisa kuat, sehat dan bertahan
hidup karena mama, apa yang harus kulakukan ya Allah?

Aku berdoa dan memohon kepadaMu ya Allah, berikanlah aku kekuatan dan
kesabaran untuk menjalani hidupku yang masih panjang ini. Berilah aku
jalan keluar dari masalahku, berkahilah hidupku dan lindungilah aku
dimanapun aku berada, amin. Perlahan aku menata hidupku lagi yang
mulai melemah, aku himpun kembali semangat yang pernah kumiliki dulu
agar aku bisa kuat menjalani kehidupan yang terus berjalan.

Positif Thinking memicu Semangat Hidupku
Kesadaranku mulai timbul lagi, perlahan semangat hidupku bangkit
setelah kudapatkan hikmah dari apa yang terjadi. Aku harus terus
berusaha jika hidupku tidak mau terlindas jaman karena hidup ini
semakin keras dan tak mau kompromi, aku harus maju terus dan merubah
pola pikirku agar selalu positif thinking karena pikiran yang positif
akan menarik hal-hal yang positif ke dalam diriku, sedangkan dulu aku
selalu negatif thinking sehingga apa yang kudapatkan adalah hal-hal
yang jelek yang dapat merusak pikiran dan kesehatanku.

Dampak dari berpikir positif adalah semangatku kembali naik, aku harus
terus berusaha dan berjuang lebih keras untuk meraih masa depan yang
lebih baik. Allah sudah memberi aku akal pikiran jadi aku harus
memanfaatkannya dengan maksimal, aku harus berpikir dengan cerdas agar
dapat menyiasati kondisi fisikku yang banyak keterbatasan dan aku
harus berusaha lebih keras daripada orang yang fisiknya sempurna.

Positive thinking terbukti membawa kebaikan dan keberkahan untukku.
Sudah 3 kali aku diliput media televisi yaitu Trans TV di program
acara GOOD MORNING yang dibawakan oleh presenter Rieke Dyah Pitaloka
dan Ferdy Hasan, di DAAI TV dan yang baru saja ditayangkan di Metro TV
yaitu acara talk show KICK ANDY yang telah digemari di seluruh
nusantara hingga di luar negeri. Sebelumnya kisahku juga pernah dimuat
di majalah VARIASARI dan artikel usaha di majalah PELUANG USAHA.


Menjalani Bisnis dari kamar
Aku selalu berpikir bagaimana caranya aku dapat menjalankan usaha dari
rumah atau tepatnya dari kamarku karena aku sering beraktifitas di
dalam kamar, untuk berhubungan dengan orang diluar rumah aku
berkomunikasi dengan menggunakan telpon/handphone. Akhirnya aku
menemukan caranya yaitu melalui iklan di media cetak seperti koran
atau tabloid baik lokal maupun nasional, lalu aku mencari produk/jasa
apa yang akan aku tawarkan yang modalnya tidak besar.

Setelah aku mendapatkan produk/jasa tersebut lalu aku iklankan ke
koran atau tabloid melalui jasa biro iklan yang infonya aku tahu dari
koran juga dan aku iklankan di bagian iklan baris karena harganya
terjangkau. Biasanya ada saja yang merespon iklanku baik itu bicara
langsung melalui telpon, tapi ada juga yang mengirimkan SMS (biasanya
dari luar kota).

Dari info yang mereka dapatkan ada yang langsung order produk, ada
yang pikir-pikir dahulu tapi ada juga yang langsung menolak dan
menyatakan tidak tertarik dengan produk yang aku tawarkan. Pada
awalnya aku merasa down dan agak frustrasi jika mereka menolak atau
mengatakan piker-pikir dulu karena aku belum terbiasa dengan
penolakan. Aku juga belum mengerti bagaimana cara meyakinkan mereka
bahwa produk yang aku tawarkan memiliki kwalitas yang baik dan prospek
yang sangat bagus ke depannya.

Seiring perjalanan waktu aku jadi terbiasa dan selalu menganalisa
penyebab terjadinya penolakan itu, dari analisa yang kuperoleh
kemudian aku coba merubah dan memperbaiki cara-cara dan strategi yang
telah aku jalankan dan aku tambah dengan inovasi yang dapat membuat
calon konsumen tertarik untuk membeli.

Karena aku memasarkan produk dengan memasang iklan di media cetak,
maka kekuatannya ada pada kata-kata dan susunan dalam materi yang aku
tulis dalam iklan baris sehingga harus menarik perhatian dan minat
orang yang membaca. Selain itu harus ditetapkan target yang kita tuju
apakah dari kalangan menengah ke bawah atau ke atas, dalam hal ini aku
menetapkan target untuk kalangan menengah ke bawah karena modal yang
aku miliki tidaklah besar, jadi di materi iklan aku tulis syarat untuk
menjadi AGEN cukup hanya dengan modal yang kecil dan ada paket sampel
produk.

Terbukti banyak pembaca yang merespon dan memesan produk ku,
prosedurnya mereka harus transfer dana sesuai jumlah yang dipesan ke
rekening yang telah aku informasikan (aku ada rekening di BCA dan
Mandiri). Setelah dana aku cek dan sudah masuk baru aku siapkan paket
dan aku kirim dengan menggunakan jasa expedisi (biasanya Tiki atau pos
indonesia) ke alamat yang telah mereka berikan. Kebetulan di sekitar
rumahku ada agen Tiki yang memberikan servis ambil paket (pick up
service) jadi aku hanya telpon agen Tiki tersebut dan siang harinya
paket diambil untuk dikirim ke alamat yang dituju, biasanya paket tiba
di tujuan antara 2 hingga 4 hari tergantung jauh dekatnya daerah yang
dituju.

Tentang inovasi yang tadi aku sebutkan, aku jadi teringat sebuah
cerita yang aku baca dari sebuah buku yang dikarang oleh seorang ulama
besar yaitu Aa Gym yang berjudul 27 Kisah Hikmah Aa Gym yang isinya
seperti ini

"Apa yang akan kita lakukan jika diberi kulit sapi berukuran 1x1
meter? Ada 2 orang yang mencoba menggarapnya. Alhasil, orang pertama
mengolahnya menjadi kerupuk kulit atau orang Sunda menyebutnya dengan
'dorokdok'. Sedangkan orang kedua mengolahnya sedemikian rupa menjadi
aksesoris yang indah. Baik dorokdok maupun aksesoris yang terbuat dari
bahan yang sama itu dijual ke pasaran. Dari kulit sapi yang diolah
menjadi dorokdok orang itu berhasil memperoleh untung sekitar
Rp.20.000,-. Sedangkan orang kedua menjual aksesoris buatannya seharga
Rp.200.000,-.

Kedua orang tersebut sama-sama memiliki semangat menciptakan sesuatu.
Bedanya cara berpikir orang pertama sangat sederhana sedangkan orang
kedua penuh perhitungan, kreatif dan inovatif. Dia memiliki kemampuan
untuk menciptakan dan mendesain manfaat sehingga menghasilkan nilai
yang lebih. Orang kedua inilah yang memiliki kejelian dalam
berwirausaha.

Contoh kecil diatas memberikan inspirasi kepada kita semua untuk
berlatih menciptakan dan mendesain manfaat sekecil apapun dari segala
sesuatu yang kita temui secara kreatif dan inovatif. Kemampuan seperti
itu tidak datang tiba-tiba tapi harus dilatih sejak dini. Begitu
banyak potensi yang ada pada diri kita yang belum tergali, salah
satunya jiwa wirausaha ini. Oleh karena itu sebaiknya kita harus mulai
mendidik anak kita untuk mandiri, minimal untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri.

Anak yang mandiri pada usia 5 tahun tidak lagi memerlukan ibunya untuk
menyuapi, dia akan mencoba memasukkan nasi sesuap demi sesuap yang
dilakukan dengan penuh perjuangan dan memakan waktu yang cukup lama
untuk berproses. Inilah yang disebut menanamkan kemandirian sejak
dini.

Demikian pula dengan jiwa wirausaha harus diajarkan dan ditanamkan
dalam diri anak sejak lahir. Jika wirausaha ini ini telah ditanamkan
sejak dini maka akan muncul orang-orang kreatif dan inovatif yang
dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai untuk kepentingan dirinya
maupun orang lain sehingga hidupnya akan penuh manfaat".

Dalam mencari rezeki kita juga harus profesional, ada sebuah teori
tentang cara menjemput rezeki secara profesional. Teori ini muncul
dari seorang bayi yang dinilai cukup profesional. Waktu si bayi merasa
kehausan dia menangis, tapi tangisannya belum berhasil membuat ibunya
memberi air susu yang dibutuhkan. Malah sebaliknya, dia disuruh
menunggu beberapa saat lagi karena cuciannya masih menggunung. Si bayi
merasa kesal luar biasa.

Bukannya putus asa, dia malah semakin semangat memikirkan strategi
jitu untuk mendapatkan keinginannya. Dalam keadaan lapar dia melakukan
evaluasi, jangan-jangan tangisannya kurang profesional, begitu
pikirnya. Maka menangislah dia dengan lantang seakan merasakan sesuatu
yang sangat menyakitkan.

Kontan saja ibunya terkejut, khawatir terjadi hal yang tidak
diinginkan, ibunya langsung memberinya air susu. Ternyata strateginya
berhasil. Penyempurnaan akhtiar adalah pekerjaan orang-orang yang
profesional. Inilah rahasianya! Rezeki akan cepat datang jika
melakukan ikhtiar secara profesional. Tidak ada salahnya kalau kita
belajar dari bayi profesional itu.

Dari gambaran tersebut jelaslah bahwa dalam menjalankan suatu usaha
agar mendatangkan rezeki yang berlimpah kita dituntut untuk selalu
semangat, kreatif dan inovatif. Kita juga harus bekerja keras,
berpikir cerdas dan berhati ikhlas agar mendapatkan sinergi yang tepat
sehingga apa yang kita cita-citakan akan tercapai dengan segera.
Selain itu aku juga selalu menambah wawasan dan pengetahuan agar tidak
tertinggal dari orang lain dan lebih punya power/kekuatan dalam
menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat.

Mengapa aku memilih berbisnis di internet

Aku coba mempelajari internet karena aku pikir sekarang ini teknologi
telekomunikasi semakin canggih, dengan adanya internet kita bisa
menjangkau seluruh dunia melalui komputer tanpa harus keluar rumah.
Dengan akses internet aku bisa memasarkan produk yang aku jual dengan
biaya sangat murah tapi jangkauannya sangat luas.

Berbisnis di internet juga sangat cocok dengan kondisi aku yang
mobilitasnya terbatas, segala macam informasi yang aku butuhkan dapat
aku peroleh dari browsing di internet sehingga wawasanku pun semakin
bertambah.

Aku juga mempelajari cara membuat website sederhana (blog) yang
fasilitasnya tidak bayar alias gratis di blogger, setelah aku paham
aku masukkan informasi produk yang aku pasarkan yaitu info detil dan
gambarnya, misalnya kumpulan dari semua produk ada di dalam blog
www.bizniz-unik.blogspot.com, info untuk produk teh bunga Rosella di
www.tehrosella.blogspot.com, produk grosir dan konveksi pakaian
di www.irfancollection.blogspot.com, roduk herbal TAHITIAN NONI di www.buahnonisehat.blogspot.com dan produk2 lainnya.

Jadi jika ada konsumen dari luar kota yang ingin info detil produk
dapat melihatnya di blog tersebut, setelah membaca info dan tertarik
menjadi agen kemudian mereka order produk yang diinginkan dan kemudian
mereka mentransfer sejumlah uang via Bank ke rekening yang sudah aku
infokan. Setelah dana aku cek dan masuk ke rekening barulah paket
dikirim ke alamat yang diberikan via Tiki atau ekspedisi lainnya,
biasanya aku memberikan bonus jika mereka membeli dalam jumlah banyak
atau mereka memesan kembali agar mereka loyal dan selalu memesan
produkku kembali.

Pelayanan kepada calon maupun yang sudah jadi konsumen/agen juga harus
kita perhatikan, seperti dalam menjawab setiap pertanyaan kita harus
ramah dan sopan. Begitu juga jika ada yang menanyakan via sms kita
harus segera menjawabnya dengan jelas dan efisien. Jadi intinya dalam
menjalankan usaha kita harus mengerahkan segala tenaga, pikiran dan
daya upaya agar konsumen merasa puas dengan produk dan pelayanan kita
sehingga mereka akan menjadi konsumen yang loyal dan mereka selalu
repeat order produk yang kita pasarkan.

Tapi bagiku, salah satu hal yang perannya sangat penting bagiku dalam
menjalankan usaha dimana kondisi fisikku lumpuh kaki adalah alat
komunikasi yang dapat mempermudah aku untuk berhubungan dengan
siapapun di seluruh nusantara hingga keluar negeri seperti
telpon/handphone, internet dan jaringan ATM Bank yang menggunakan
teknologi tinggi sehingga transaksi pengiriman uang lancar dan aman.

Selain itu akses internet dengan menggunakan kemajuan teknologi
komputer sangat membantuku dalam pemasaran produk. Dari hal tersebut
diatas aku merasakan hidupku jadi sangat terbantu dimana aku dapat
memperluas pergaulan dan menambah relasi sehingga hal-hal yang dapat
terhambat akibat keterbatasan fisik bisa ditemukan solusinya, jadi
kita jangan mudah putus asa jika mempunyai fisik yang tidak sempurna
karena keberhasilan seseorang bukan ditentukan oleh fisik yang
sempurna, tapi oleh kemampuan berpikir yang kreatif dan ketekunan
dalam melakukan sesuatu yang ingin kita raih dan cita-citakan.

Aku memenangkan lebih dari 10 kuis di TV

Aku dapat mengatakan hal itu karena aku telah buktikan sendiri sewaktu
aku memenangkan kuis yang acaranya ditayangkan di televisi maupun di
radio, aku sudah memenangkan lebih dari 10 kuis yang hadiahnya
sejumlah uang mulai dari Rp.250.000,- hingga Rp.1.500.000,- dari
masing2 kuis tersebut, padahal untuk dapat tersambung ke acara sangat
sulit karena banyak pemirsa yang berusaha telpon juga.

Pasti timbul pertanyaan di benak pembaca, bgaimana saya dapat
melakukan hal itu? Jawabanku adalah aku memang mampunyai trik dalam
memenangkan kuis, apa sih triknya? Triknya adalah kita harus mulai
memutar nomor telpon yang disebutkan 15 menit sebelum kuis dimulai
secara terus menerus sampai diangkat oleh operator kuis, baru kemudian
disambungkan ke presenter acara dan menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh presenter. Jadi walaupun belum berhasil aku tidak putus asa untuk
terus mencoba hingga berhasil mendapatkan hadiah, demikian juga jika
kita memiliki impian dan cita-cita maka kita harus berusaha
mengejarnya sekuat tenaga.

Cara untuk meraih impian

Dalam meraih impian kita harus berpikir besar, hal ini saya sadari
saat saya membaca sebuah buku karangan David J.Schwartz berjudul
"Berpikir dan Berjiwa Besar". Di buku itu ada sebuah ilustrasi mengapa
kita harus berpikir besar, adapun ilustrasinya seperti ini

"Beberapa tahun yang lalu saya menyaksikan suatu rapat penjualan yang
sangat mengesankan. Direktur yang bertanggung jawab atas penjualan di
perusahaan tersebut sangat bergairah. Ia ingin menyampaikan suatu hal
penting. Di sampingnya adalah wiraniaga terkemuka di dalam organisasi
tersebut, orang yang sangat sederhana, meskipun begitu sudah
menghasilkan 50.000 poundsterling pada tahun yang baru saja berakhir.

Pendapatan para wiraniaga yang lain rata-rata sekitar 10.000
poundsterling setahun. Sang direktur menantang rapat tersebut. Inilah
yang ia katakan. "Saya ingin kalian semua memperhatikan Harry
baik-baik, dan tanyakan kepada diri kalian sendiri apa yang Harry
miliki dan tidak kalian punyai. Harry mendapatkan 5 kali lebih banyak
dari rata-rata, tetapi apakah Harry lima kali lebih cerdik dari
kalian? Tidak demikian menurut tes personalia kami. Saya sudah
mengeceknya. Hasil tes memperlihatkan bahwa ia hanya berkemampuan
rata-rata di departemen itu.

Dan apakah Harry bekerja lima kali lebih keras dibandingkan kalian
semua? Tidak demikian menurut laporan yang saya terima. Sesungguhnya
ia mempunyai lebih banyak waktu luang dibandingkan sebagian besar dari
kalian. Apakah Harry mempunyai wilayah yang lebih baik? Kembali
jawabannya tidak. Laporannya rata-rata sama. Apakah Harry
berpendidikan lebih tinggi? Kesehatannya lebih baik? Tidak. Harry
kira-kira sama dengan rata-rata orang pada umumnya, kecuali satu hal.
Perbedaan di antara Harry dan kalian semua adalah Harry BERPIKIR lima
kali lebih BESAR".

Direktur tersebut kemudian melanjutkan memperlihatkan keberhasilan
yang ditentukan bukan oleh besarnya otak seseorang, melainkan oleh
besarnya cara berpikir seseorang. Ini adalah gagasan yang
membangkitkan minat, dan pikiran ini tertanam dalam benak aku. Semakin
banyak orang yang aku ajak berbicara, semakin jelas saya menyelidiki
apa sebenarnya yang ada di balik keberhasilan dan semakin jelas
jawabannya. Kasus demi kasus membuktikan bahwa besarnya rekening bank,
rekening kebahagiaan pribadi dan kepuasan seseorang, ditentukan oleh
besarnya cara berpikir seseorang. Ternyata ada mukjizat jika kita
berpikir besar!

Selain itu kita juga harus BERPIKIR CERDAS jika kita ingin hidup kita
SUKSES, maksudnya dalam melakukan sesuatu kita harus berpikir dan
bertindak secara efisien dan efektif agar hasil yang kita capai bisa
maksimal dan berlipat ganda dengan mengeluarkan tenaga yang minimal.
Dalam sehari kita sama-sama memiliki waktu 24 jam, tetapi jika kita
lihat faktanya banyak sekali orang yang sukses dan kaya tapi banyak
juga orang yang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari saja
kebingungan.

Disinilah perbedaannya, orang yang sukses selalu BERPIKIR CERDAS.
Mereka selalu berpikir dan bertindak secara efisien dan efektif. Jika
mereka menemukan hambatan dan masalah maka mereka selalu berusaha
mencari solusi yang terbaik dengan cepat. Mereka tidak membiarkan
masalah menjadi berlarut-larut dan semakin rumit sehingga mereka dapat
mengatasinya segera.

Dalam kondisi aku yang lumpuh kaki pun begitu juga, aku selalu mencari
solusi untuk mengatasi setiap hambatan dan masalah yang ada baik,
hambatan secara fisik, masalah usaha ataupun hal-hal lain. Jika
sebelumnya aku berpikir mencari income/penghasilan hanya untuk hari
ini saja maka sekarang aku mencari income untuk jangka waktu beberapa
tahun ke depan dan aku telah mewujudkannya dengan cara menulis buku
ini dan juga artikel atau buku-buku yang lainnya nanti.

Dengan menulis buku ini, diharapkan aku akan mempunyai sumber income
yang tidak terbatas dan tidak hanya untuk hari ini saja melainkan
untuk selamanya. Karena selama buku yang aku tulis terjual, maka aku
akan selalu mendapatkan royalty dari hasil penjualan buku. Selain itu
aku juga dapat memberikan inspirasi dan manfaat kepada setiap orang
yang membaca bukuku sehingga diharapkan mereka dapat lebih termotivasi
dan tergerak untuk merubah dan memperbaiki kualitas hidup dan masa
depannya agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Hikmah yang aku dapatkan dari pengalaman hidupku adalah MOTIVASI YANG
PALING KUAT DAN TERDAHSYAT DATANG DARI DIRI KITA SENDIRI, BUKAN DARI ORANG LAIN. Keluarga, pasangan dan orang-orang yang kita cintai
hanyalah pemicu untuk diri kita. Tetapi kita sendirilah yang dapat
merubah nasib kita sendiri seperti firman Allah dalam Al-Qur’an yaitu
“Tidak akan berubah nasib suatu kaum sebelum dirinya sendiri mau
merubahnya”.

Aku tak pernah bermimpi jadi Penulis
Dari kecil hingga dewasa aku tidak pernah tertarik menulis/mengarang
tulisan, puisi maupun jenis sastra lainnya. Tak pernah sekalipun aku
melakukan hal itu, jadi wajar jika sampai kini aku tidak mempunyai
satupun karya tulis. Kesadaranku untuk menulis datang dari saran ibu
Endang Setyati, beliau telah sukses mendidik dan mengarahkan anaknya
bernama Habibie yang kondisinya lumpuh dari badan hingga kaki, hanya
jari tangan kanan saja yang dapat digerakkan. Namun dalam kondisi
seperti itu Habibie sudah sukses sebagai internet marketer dan sudah
sering menjadi pembicara di seminar maupun wawancara di acara televisi
swasta seperti KICK ANDY, DORCE SHOW dll.

Beliau menyarankan agar aku mengikuti kursus singkat selama 2 hari
CARA CERDAS MENULIS ARTIKEL yang dibimbing oleh Bapak ANDRIAS HAREFA,
beliau adalah seorang penulis 30 buku BEST SELLER. Banyak manfaat yang
aku rasakan setelah mengikuti kursus singkat tersebut diantaranya aku
jadi lebih percaya diri dan berani menulis, padahal selama ini aku
tidak pernah sekalipun mencoba menulis artikel sekalipun karena aku
merasa tidak mempunyai bakat dan kemampuan untuk menulis.

Terima kasih yang sebesar-besarnya aku haturkan kepada ibu Endang atas
saran dan perhatian yang diberikan, semoga ibu dan Habibie selalu
sukses.

Untuk dapat menulis tidak harus berbakat

Awalnya aku merasa bingung tentang apakah yang akan aku tulis, aku
merasa tidak mempunyai kosa kata kata yang cukup dan tidak pintar
merangkai kata-kata yang indah menjadi sebuah cerita yang menarik.
Namun semua kendala yang aku ungkapkan tadi sirna setelah aku
mengikuti kursus tersebut, mentorku bapak ANDRIAS HAREFA mengatakan
bahwa untuk dapat menulis kita tidak harus memiliki bakat yang besar.

Kita dapat menulis apa saja yang idenya sederhana dan dengan kata-kata
kita sendiri serta tidak rumit, karena untuk menjadi sebuah tulisan
nantinya masih ada seorang editor yang akan meng-edit sehingga tulisan
kita menjadi indah dan menarik. Jadi jika kita mempunyai ide tulisan,
maka TULISLAH segera dan biarkan ide yang ada di pikiran kita mengalir
apa adanya karena jika tidak segera ditulis maka ide itu akan menguap
dan terlupakan segera. Tips itulah yang aku praktekkan sehingga
tulisan ini dapat terwujud, thanks very much Mr. ANDRIAS HAREFA.

Pertemuan yang berkesan dengan istriku

Setelah melakukan aktifitas dari pagi hingga siang hari biasanya aku
istirahat hingga sore hari, maklumlah kondisi badanku tidak bisa
diforsir seperti saat aku masih dalam kondisi sehat dulu. Aktifitas
fisik ataupun berfikir yang membutuhkan konsentrasi tinggi dapat
membuat kondisi tubuhku drop bahkan bisa membuat sakit maagku kambuh.
Di malam hari aku selingi dengan menonton TV yang acaranya menarik
untukku, mungkin untuk sebagian orang menonton acara TV hanyalah
buang-buang waktu.

Padahal menurutku ada nilai-nilai positif yang dapat aku ambil dari
acara tersebut dan aku pun dapat menambah wawasan maupun pengetahuan
yang nantinya dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari sehingga
aku dapat bepikir dan bersikap lebih bijak. Malahan aku bisa
mendapatkan motivasi dan semangat yang sangat kuat dari sebuah cerita
sinetron yang rutin aku tonton di malam hari dan cerita itu berdampak
sangat besar dalam kehidupanku saat ini. Aku merasa telah terjadi
sebuah keajaiban dalam hidupku yang tidak pernah aku duga sebelumnya.
Anda ingin tahu?

Di suatu malam aku sedang menonton acara di salah satu stasiun
televisi yang menayangkan sinetron yang menurutku walaupun ceritanya
sederhana tapi lumayan bagus dan menyentuh perasaan, tapi selain
ceritanya yang juga membuat aku sangat terkesan adalah lirik lagu
soundtrack sinetron itu yang mengingatkanku tentang ketidak-sempurnaan
hidupku tanpa kehadiran seorang pasangan/istri yang mendampingi dan
menemani hari-hari ku. Judul lagu itu adalah MUNAJAT CINTA yang
dinyanyikan oleh AHMAD DANI dari DEWA 19, rasanya sangat cocok dengan
kondisiku dan mewakili perasaanku saat itu karena aku sangat ingin
dikirimkan seorang kekasih yang baik hati dan mencintaiku apa adanya.

Lagu itu begitu menyentuh hatiku sehingga aku jadi terharu dan kisah
yang diceritakan sangat aku hayati, apalagi lirik lagu itu menyebutkan
TUHAN sehingga aku merasa diingatkan supaya aku memohon kepada tuhan
agar keinginanku dapat terkabul. Maka setiap sholat aku selalu berdoa
memohon agar Allah dapat mempertemukan aku dengan seorang wanita yang
cantik wajah dan juga hatinya dan dapat menerima kondisi fisikku yang
tidak sempurna.

ALLAHU AKBAR!! Tidak berapa lama kemudian seorang temanku mengenalkan
aku dengan seorang wanita cantik berjilbab dan memiliki nama yang
indah yaitu IRMA SURYANI, dia adalah seorang guru di sebuah SD dan SMA
Aliyah di daerah Jakarta. Saat itu umurnya 30 tahun, dia adalah anak
pertama di keluarganya dan mempunyai 6 orang adik, yaitu 4 orang
perempuan namanya Dian, Lilyana, Putri, Aurelia (Ola) dan 2 orang adik
laki2 namanya Subhan dan Vikri. Tutur katanya halus, sangat perhatian
dan sangat sayang dengan keluarganya terutama ibunya yang dipanggil
UMI.

Pada awalnya perasaan Irma kepadaku biasa saja, hanya ada sedikit
perasaan trenyuh melihat kondisiku di kursi roda. Tapi lama kelamaan
akibat kami komunikasi via telpon secara intens, mulai timbul benih
perasaan cinta dan sayangnya kepadaku. Seperti air yang mengalir,
cinta kami berkembang begitu cepat. Indah rasanya setiap aku mendengar
suaranya yang merdu dan melihat wajahnya yang ayu dan teduh.

Walaupun rumah kami berjauhan (aku di tangerang sedangkan dia di
Jakarta selatan) dan kami hanya dapat bertemu seminggu sekali tapi
kami menyiasati dengan sering komunikasi via telpon, dengan cara itu
hubungan kami semakin dekat dan akrab.

Hubungan Kami ditentang Keluarga Istri

Namun hubungan kami yang makin serius tidak berjalan dengan mulus,
banyak pihak yang tidak setuju dengan hubungan kami termasuk keluarga
dan teman-temannya. Mereka menganggap saya tidak pantas menjadi
pasangannya karena kondisi fisik saya, sedih rasanya menghadapi
kenyataan ini.

Tapi aku berusaha menerima kondisi itu dan menganggap wajar jika
mereka bersikap seperti itu kepadaku. Malah aku harus berbesar hati
dan menunjukkan kalau aku memang pantas diterima sebagai pasangannya,
aku selalu yakinkan dia untuk terus mempertahankan cinta dan kasih
sayang yang sudah terlanjur kami miliki sekuat tenaga. Aku selalu
memberi kekuatan, semangat dan motivasi kepada Irma agar kuat mental
menghadapi situasi yang belum pernah dia hadapi.

Aku tidak ambil peduli dengan komentar orang-orang di sekeliling dia
yang selalu merendahkan aku dan mempengaruhi dia agar tidak meneruskan
hubungan denganku. Aku tetap percaya diri di depan mereka karena aku
menganggap setiap orang punya kelebihan masing-masing yang belum tentu
dimiliki oleh orang lain. Malah aku pernah bersumpah untuk terus
memperjuangkan hubungan kami walau apapun yang terjadi hingga aku
benar-benar diterima karena aku memang pantas diterima dan bukan
karena rasa iba, aku pun bilang padanya bahwa “Aku siap tempur dan
siap berkorban” sampai hubungan kami direstui.

Justru karena hal itulah yang membuat Irma semakin tertarik dan kagum
padaku, dia menilai aku mempunyai pribadi yang sangat istimewa,
semangat dan pantang menyerah. Padahal sebelum bertemu aku, dia pernah
menjalin hubungan dengan seseorang yang fisiknya sempurna dan bekerja
sebagai karyawan Bank dengan posisi yang cukup bagus. Tapi hubungan
itu kandas karena Irma menilai pria itu kurang percaya diri dan tidak
berani melangkah untuk lebih serius.

Irma juga sudah beberapa kali gagal dalam menjalin hubungan dengan
pria lain karena macam-macam faktor misalnya seperti pria itu
belakangan ketahuan sudah beristri atau mempunyai sifat yang keras dan
emosional.

Menurut dia aku memiliki sifat yang dewasa, jujur, bertanggung jawab
dan pengertian. Irma juga menilai aku adalah seorang yang penuh kasih
sayang, perhatian dan romantis, sifat yang belum tentu dimiliki oleh
orang yang fisiknya sempurna atau yang kaya harta dan tinggi
jabatannya.

Aku sangat kagum karena Irma tidak menilai seseorang dari fisik,
materi atau kedudukan yang dimiliki seseorang, kasih sayang yang kuat
dan tulus serta semangat hidup yang tinggi sudah cukup untuknya untuk
memberikan cinta untukku. Sedangkan harta dapat dicari bersama-sama,
sungguh sifat yang sangat mulia dan sangat jarang dimiliki wanita di
jaman sekarang ini.

Aku berhasil mempersunting Irma jadi istriku

Aku sangat bersyukur kepada Allah atas anugrah yang diberikan kepadaku
dan aku merasa menjadi pria yang sangat beruntung di bumi ini waktu
lamaranku mempersunting Irma untuk menjadi istriku di bulan Desember
diterima oleh keluarga besarnya, walaupun sebelumnya mereka sangat
menentang niat kami itu. Hal itu dapat terjadi karena kegigihan kami
dalam mempertahankan hubungan kami, dan yang paling utama adalah
karena doa yang selalu kami panjatkan kepada Allah setiap sholat lima
waktu dan sholat malam (sholat Tahajud dan sholat Hajad).

Selain itu aku dan Irma berkunjung ke Masjid KUBAH EMAS yang letaknya
di daerah Depok. Menurut kabar yang beredar, jika kita mempunyai
keinginan (hajat), kita dapat memanjatkan doa yang khusyu’ di masjid
itu, insya Allah semua doa kita akan di-ijabah (dikabulkan). Kami
yakin Allah mendengar niat baik dan doa-doa tulus kami dan mengabulkan
impian kami, tapi kami tetap harus ikhtiar yang maksimal untuk
mewujudkannya dan pantang menyerah.

Alhamdulilah, akhirnya setelah pertemuan antara keluargaku dan
keluarga Irma terlaksana kami sepakat untuk melaksanakan pernikahan di
bulan Maret tahun 2009 yaitu di bulan Maulid. Aku dan Irma sepakat
untuk merayakan secara sederhana di rumah Umi dan mengundang
teman-teman dan famili-famili kami, padahal sebelumnya kami sempat
ingin menikah dan hanya dihadiri oleh keluarga saja karena famili Umi
banyak yang menentang pernikahan kami.

ALLAHU AKBAR! Aku benar-benar merasakan datangnya pertolongan dari
Allah karena niat kami untuk menikah diberi kelancaran dan dapat
terlaksana dengan baik dan khidmat. Pada hari sabtu tanggal 7 Maret
2009 aku dan Irma menikah di rumah Umi di daerah warung buncit dan
dihadiri teman2 dan famili-famili kami dari pagi hingga malam hari.

Aku sungguh merasa sangat terharu dan bersyukur mendapatkan karunia
yang sangat besar dari Allah, demikian juga keluarga dan teman-temanku
ikut berbahagia melihat aku menikah. Aku berjanji akan selalu
menyayangi dan setia mendampingi istriku hingga kami tua nanti, aku
juga akan berusaha sekuat tenaga untuk membahagiakan istriku lahir
batin karena kehadirannya sudah membuat hidupku bahagia dan sempurna.
Aku juga merasa bersyukur kepada Allah karena keluarga istriku sangat
baik kepadaku terutama ayah dan umi yang sudah berlapang dada menerima
aku sebagai menantunya.

Terima kasih dan rasa hormat yang setinggi-tingginya ku ucapkan kepada
ayah dan umi atas ke ikhlasan hatinya menerima aku, terutama kepada
istriku yang selalu mendampingiku dan memberi semangat kepadaku dalam
menjalani hidup ini. Rasa syukur dan terima kasih yang
sebesar-besarnya juga kuberikan kepada keluargaku yang telah
memberikan support kepadaku sehingga pernikahanku dengan istriku
berjalan lancar.

Alhamdulilah Kisah cintaku dengan Irma istriku sudah ditayangkan di
acara KICK ANDY di stasiun Metro TV pada hari jum’at dan minggu 23 dan
25 April 2010 dengan tema “CINTA TANPA BATAS”, kebetulan aku sangat
menyukai acara Kick Andy. Acara ini sangat terkenal di nusantara
hingga luar negeri karena narasumber yang ditampilkan selalu memberi
inspirasi dan motivasi bagi kita dan aku merasa sangat bangga diundang
sebagai narasumber di acara tersebut.

Demikian kisah hidupku ini, mudah-mudahan kisahku ini dapat menjadi
inspirasi, motivasi dan bermanfaat untuk pembaca. Amin ya rabbal
‘alamin…..

Wassalam,

(ZULFAN DEWANTARA)

5 comments:

  1. Pak Zul...Mudah-mudahan Allah Selalu memberi pertolongan dan Jalan keluar yang Penuh dengan kebarokahan untuk bapak sekeluarga.

    Ibarat Puncak Gunung....apabila kita menghendaki untuk mencapai puncaknya..kita harus berjuang untuk menggapainya,dan jalan yang dilalui adalah jalan yang menanjak...kadang kita harus berhadapan dengan lebatnya semak belukar dan kita harus mau dan sabar melewatinya...tidak jarang juga harus melompati beberapa sungai kecil dan mendaki jurang yang penuh dengan bebatuan yang terjal...sekali lagi..Kita juga harus mau dan sabaru untuk melewatinya...Demi SEBUAH IMPIAN....MENCAPAI PUNCAK GUNUNG.
    Begitu pula kehidupan ini....penuh dengan cobaan,rintangan yang kadang membuat kita putus asa....tetapi untuk menggapai sebuah IMPIAN...sekali lagi....KITA HARUS MAU MELEWATINYA DENGAN SABAR.....SUKSES UNTUK ANDA PAK ZUL.....

    ReplyDelete
  2. Terima Kasih pak Zulfan, kisah Bapak super inspiratif.

    Saat ini saya sedang mengalami kejatuhan paling serius sepanjang hidup dan karir saya. Kisah Bapak benar-benar menjadi pompa semangat saya. Semoga Allah senantiasa memberkahi kita semua dan membelaskasihani atas segala keuletan dan kebulatan tekad kita. Amin

    ReplyDelete
  3. Salam kenal...
    TEDI SUPRIADI.

    Terima kasih Pak Zulfan, kisah anda super inspirasiku.

    Semangat terus Pak Zulfan, Semoga Allah senantiasa memberikan kita semua, diberikan kemudahan, dimudahkan jalan dengan keterbatasn kita. Dan semoga Allah memberikan rijki yang banyak, dan selalu diberi kebahagian dunia akhirat. Amin....

    Khususnya Para penyandang CACAT seperti kita, dan bagi mereka yang di berikan musibah, semoga diberikan kesabaran dan ketabahan. Amin...

    ReplyDelete
  4. semangat pantang menyerah dan keinginan untuk berjuang merubah keadaan yang insya Allah membuat perbedaan pada Zulfan..maju terus brother! All the BEST!

    ReplyDelete
  5. semangat mas.. ane juga punya juga penyandang disabilitas, yang mempunyai semangat hidup, mampir ke blog ane ya :)
    www.chahndeso.blogspot.com

    ReplyDelete

Mohon komentar dengan bijak sesuai topik pembahasan